Warung Bebas

Rabu, 27 April 2016

Pembantuku yang masih perawan

Cerita Dewasa – Cerita Ngentot, Cerita Tante, Kisah Seks, Cerita Panas, Cerita Mesum, Cerita Bokep, Cerita Sedarah, Sex Gambar – Menikmati Memek Pembantu Perawan. Hari itu hari dimana aku terpaksa kembali memberhentikan pembantu rumahku untuk yang ke sekian kalinya. Habis mau bagaimana lagi? Walau sudah gonta-ganti pembantu dari yayasan tapi tetap saja tidak ada yg bisa bekerja sesuai dengan apa yang aku harapkan. Dari mulai bekerja seenaknya udelnya sendiri, tidak telaten, bahkan sampai ada yg kerjanya cuman ngegosip saja sama tetangga. Hadoooh… Memang benar kata temanku, nyari pembantu itu ga jauh beda dengan nyari jodoh ternyata…

Amoy Cantik Selfie
Pembantuku yang masih perawan


Cerita Sex Menikmati Memek Pembantu Perawan

Walaupun sudah empet rasanya untuk nyari pembantu lagi, tapi apa boleh buat, aku dan istriku sama-sama pekerja kantoran jadi untuk urusan pekerjaan rumah tangga sudah tentu kami berdua tidak punya cukup waktu untuk melakukannya apalagi urusan menjaga anak? Beruntung selang beberapa hari sejak pembantuku yg terakhir itu ku berhentikan mertuaku mengabari bahwa pembantu yg sedang bekerja dirumahnya punya saudara yang sedang butuh pekerjaan. Singkat kata aku-pun langsung menerima pembantu yg ditawari mertuaku itu untuk bekerja di rumahku.

Cerita Sex Menikmati Pembantu Perawan
Namanya Nia, masih lugu, umurnya-pun masih 16 tahun dan dia baru 1 tahun pengalaman menjadi pembantu rumah tangga. Waktu awal-awal bekerja dirumahku aku tidak terlalu memperhatikan dia karena kupikir ah mungkin sama saja dengan pembantu2 sebelumnya. Namun setelah satu bulan bekerja mau tidak mau terlihat juga sifat-sifat aslinya…

Diluar dugaan, Nia ternyata anak yg sungguh rajin bekerja. Dia penuh dengan inisiatif dan juga telaten menjaga si kecil yg baru berumur 2 tahun itu. Aku sempat tersenyum gembira karena merasa dia adalah pembantu yg selama ini aku harapkan. Aku pun merasa sayang bila suatu saat nanti kehilangan dia dari rumahku. Karena ya tadi itu, sangat susah mencari pembantu yg sesuai harapan di jaman sekarang ini.

Niatku untuk membuat Nia betah bekerja dirumah aku sampaikan juga kepada istriku dan diapun langsung setuju karena memang, istriku juga merasa Nia adalah pembantu yg tepat bagi keluarga kami.

Untuk membuatnya betah bekerja, semua kebutuhan bulananya kami penuhi. Dari uang jajan harian, hal2 kecil seperti sabun mandi dan odol sampai parfum dan handbody yg seharusnya hanya untuk kecantikan-pun tidak segan2 kami belikan untuknya. Benar saja, Nia begitu betah bekerja di rumahku dan tak terasa sudah 1 tahun dia bekerja tanpa ada tanda2 kalau dia jenuh atau tidak senang bekerja untuk keluargaku.

Karena semua kebutuhan termasuk alat2 kecantikanpun kami berikan kepada dia, Nia menjadi rajin merawat diri. Nah, suatu waktu ketika aku, anakku dan dia sedang pergi jalan-jalan ke sebuah mall, terbersit niatku untuk menyenangi dia dengan mengajaknya ke salon untuk memotong rambutnya yg sdh kelewat panjang dan kurang terurus itu. Awalnya dia menolak karena merasa malu dan tidak enak, tapi karena aku paksakan akhirnya dia mau juga.

Satu jam menunggu dia di Salon aku habiskan dengan anakku di sebuah playland yang ada di mall itu. Begitu selesai akupun kembali ke salon untuk menjemput Nia. Tapi Ya ampun….. Aku begitu kaget melihat dia dan rambutnya yang baru di potong itu berdiri di depanku… Dia begitu cantik! Ya, cantik! Bukan hanya manis, tapi benar2 cantik sekali sampai aku terdiam menganga beberapa detik seperti layaknya orang yg baru saja melihat keajaiban.

Perjalanan pulang dari mall, aku tidak begitu konsen menyetir. Dari td aku selalu mencuri-curi pandang untuk memperhatikan Nia dengan penampilan barunya itu. Potongan rambutnya pendek sebahu, rapih dan berkilau. Aku bisa dengan jelas melihat wajahnya yang putih dan mulus itu… Eh tunggu dulu? Putih dan mulus?? Apa aku tidak salah lihat? Seingatku dia dulu biasa saja, kusam malahan? Apa karena produk2 kecantikan itu memberikan efek yg sedemikian rupa? Atau rambutnya yg panjang yg selama ini secara tidak langsung menyembunyikan kecantikannya? Atau mungkin aku saja yang selama ini tdk memperhatikan dia dengan baik?? Ahhhhhh… Bodo amat lah. Yang jelas ada wanita muda dan cantik sedang duduk disampingku.. Tidak, bukan hanya itu. Tapi dia akan selalu ada serumah denganku kan?.

Lampu merah masih menyala. Ada angka 90 tertulis di panel LED yang terletak diatasnya menadakan cukup waktu bagiku untuk lebih detil lagi melirik si cantik Nia yg sedang kerepotan mengatur duduk si kecil di pangkuannya. Ku perhatikan wajahnya sekali lagi dengan rasa yang masih tidak percaya. Memang ternyata aku tidak salah lihat tadi. Dia benar2 cantik sekali…

Lalu perlahan-lahan pandanganku mulai penasaran melirik turun ke arah lehernya yg juga jadi terlihat jelas karena potongan rambut barunya itu. Oh my god, Lehernya ternyata jenjang… Mungkin karena dia rajin bekerja jadi otomatis tubuhnya-pun terbentuk proporsional dengan sendirinya. Tidak heran memang.

Puas melihat lehernya yg jenjang itu, bola mataku kembali penasaran. Kali ini mulai turun lagi dari lehernya yg indah itu menuju bagian dadanya yg ternyata juga membuat aku terpana… Oh shit! Dadanya begitu padat dan berisi. Cukup besar untuk umurnya yang baru 16 tahun itu. Malah lebih besar dari punya istriku sepertinya? Ada apa ini? Apa aku sedang bermimpi? Kenapa baru sekarang aku ngeh dengan fisik pembantuku ini??

Malam itu jadi malam yang paling menyiksa buatku. Walau sudah mencoba mengalihkan pikiran ke hal-hal yang lain tapi tetap saja, yang kupikirkan hanyalah wajah cantik Nia dari td. Lama2 lamunankupun mulai menjurus ke arah yang tidak2. Aku mulai membayangkan kalau saat ini yg sedang tidur disampingku ini adalah Nia dan bukan istriku.

Aku mulai berangan-angan untuk bisa sekedar merasakan hangat tubuhnya dipelukanku..
Hari demi hari berlalu aku semakin penasaran dibuatnya. Nia begitu lugu. Oh ya, dia ternyata sudah 17 tahun loh. Aku lupa kalau sampai saat ini dia sudah bekerja setahun lebih di keluargaku. Dia sudah dewasa tentunya kan? Artinya semakin matang penampilannya dimataku.

Aku mulai mencari cara dan kesempatan agar bisa bersentuhan dengannya. Saat dia lagi di dapur misalnya. Memang dapurku itu kebetulan cukup sempit untuk lebih dari 1 orang berada didalamnya. Tapi dengan dalih mau mengambil gelas dan piring aku usahakan bisa masuk untuk sekedar bisa memeluk Nia dari belakang walau terkesan hanya demikian.

Tidak puas dengan hanya bersentuhan seperti itu aku mulai berpikir lebih jauh… Ah ide kecil pun akhirnya muncul di kepalaku yg mulai ngeres ini. Bagaimana kalau aku pura2 saja merasa pegal2 dan minta Nia untuk memijatku. Hmmmm… Ide yg masuk akal sepertinya ya?

Diluar dugaan, Nia ternyata dengan enteng menerima permintaanku untuk dipijat. Dia bilang waktu di kampung dia memang sering disuruh memijat orang tuanya. Wuahhhh…rasa-rasanya ingin teriak girang sekali saat itu. Ideku ternyata disambut dengan mulusss…

Dengan bertelanjang dada, punggunggu dipijat Nia dengan lembutnya. Harus kuakui kalau dia memang bukan pemijat professional. Tapi bukan itu kan yg aku harapkan kan? Aku cuman ingin merasakan sensasi sentuhan jari2 Nia di tubuhku dan untungnya memang itu yg kudapatkan saat ini.

Setelah puas merasakan hangatnya tangan Nia yang telaten itu aku tiba2 punya ide yg lebih konyol lagi. Aku minta dia untuk memijat dadaku. Ya dadaku! Aneh memang kalau dia pemijat professional pasti akan bertanya2 mungkin.

Nia dari awal memijat punggungku dari belakang. Aku duduk bersila sedangkan dia setengah berdiri dengan kedua kakinya di tekuk di lutut. Saat itu aku berpikir bila kusuruh dia memijat dadaku maka mau tidak mau tubuhnya akan menempel dengan punggunggku agar tangannya dapat menggapai dadaku dr belakang. Dan benar saja… Oh dear, gunung kembar, padat dan berisi itu akhirnya menyentuh bagian belakang kepalaku… Hangat… seperti melayang rasanya…

Semakin Nia berusaha memijat dadaku dari belakang maka semakin aktif dada montoknya itu menggesek2 belakang kepalaku. Owhhh semakin terlena aku dibuatnya karena merasakan seolah kepalaku sedang ikut dipijat. Bukan dengan tangan, tapi dengan kedua payudara montoknya yang kuidam-idamkan itu!

Selama 10 menit kubiarkan kepalaku digesek-gesek oleh payudaranya. Untungnya Nia begitu lugu untuk berpikir bahwa aku sedang menikmati pijatan payudaranya itu dan dengan semangat terus memijat2 dadaku dengan aktif. Seperti disurga rasanya…

Bukan hanya kepalaku yg mulai pusing memikirkan ide2 konyol berikutnya tapi “kepala” di bawahku-pun sudah mulai bergeliat memberontak. Ahhh… That’s it! Aku sudah tidak tahan lagi dan ini berarti aku ingin lebih!

Secara tiba2 aku tarik tangan nia dari dadaku dan ku remas lembut telapak tangannya. “Sudah ya pak?” Tanyanya, berpikir bahwa tindakan yang baru saja aku lakukan itu menandakan kalau aku ingin meyudahi pijatannya. “Emm… Iya Nia, tapi saya mau kamu pijetin saya yg lain” balasku agak sedikit kagok.
“Oh iya pak, mau dipijet yang mana lagi?” Tanyanya tanpa rasa curiga sedikitpun.
Sudah kepalang tanggung, ku tarik telapak tangannya dan kuarahkan masuk ke dalam celana pendekku sampai jarinya menyentuh barang kemaluanku yg dari tadi sudah berdiri tegak mengacung.

Nia kaget bukan main, secara reflek ditariknya tanggannya keluar dari celanaku. Tapi karena tanganku masih memegang erat pergelangan tanggannya, tangan Nia tidak bisa sepenuhnya keluar.
“Bapak jangan begini Pak! Nia ngga mau” pintanya dengan memelas seperti ingin menangis. Jantungku mulai deg2an. Aku mulai berpikir dengan logika, aduh bagaimana ini? Bagaimana kalau nanti dia melapor ke istriku? Bisa hancur rumah tanggaku yang baru seumur jagung ini? Hadooohhh… Tapi kalaupun aku sudahi sampai disini belum tentu juga dia tidak akan melapor?? Ahhh.. Benar2 kepalang tanggung sepertinya!

“Kenapa Nia? Ga papa koq. Saya cuman minta dipijet aja” dengan suara pelan dan kubuat semanis mungkin.
“Pak Nia takut… Nanti Nia dimarahi Ibu” balasnya dengan masih memelas.
“Ga lah Nia, kan ibu ga tahu? Ya kamu jangan bilang2 ke dia nanti. Kan kamu tahu sendiri ibu orangnya bagaimana?” Kali ini ada sedikit nada ancaman di suaraku dengan harapan dia terlalu lugu untuk tidak menyadari ancamanku yg tidak masuk akal itu.
“Ehhhh… Iy..iya Pak….” jawabnya lirih. Sepertinya ancamanku termakan olehnya. Nia memang begitu segan dengan istriku karena bila ada sesuatu yg istriku tdk suka maka dia tidak segan2 untuk memarahi pembantuku itu.

Ku tarik kembali tangan Nia dan kuarahkan jari2nya untuk menggengam batang kemaluanku. Kali ini dia diam saja. Sangking diamnya malah tangan kecilnya itu tidak melakukan apa2 terhadap kemaluanku.
“Ayo Nia, koq kamu diam aja. Kan saya minta dipijetin” pintaku dengan nada memaksa. Jari2nya pun mulai bergerak tidak beraturan. Ah memang terlalu lugu pembantuku yang satu ini…

Nia perlahan-lahan mulai mengerti apa yang ku maksud. Tangannya yang mungil itu mulai menggenggam batang kemaluanku dengan penuh dan mengocoknya pelan. Aku pandu dia dengan desahan kecilku. Setiap dia melakukan pijatan yang benar aku sengaja mendesah lebih keras agar dia tahu aku menikmati itu.

5 menit berlalu, pijatan Nia semakin sempurna. Batang kemaluanku semakin mengeras dan berharap diperlakukan lebih lagi olehnya. Sepertinya bila aku meminta lebihpun dia akan terpaksa memenuhinya pikirku saat itu.
“Udah Nia. Kita pindah ke kamar saya aja ya. Ga enak posisi saya begini nanti malah saya pegal2 lagi” ajakku dengan nada tetap memaksa.
Tanpa menunggu jawaban dari dia, aku langsung berdiri berjalan ke arah kamarku lalu tidur bersandar diatas springbed tempat aku dan istriku biasa tidur.

Berselang beberapa detik kemudian Nia masuk menyusul. Wajahnya tertunduk. Tidak begitu jelas kulihat wajahnya apakah dia sedang menyembunyikan matanya yg kemungkinan sedang basah dengan air mata. Ah, aku tidak mau ambil pusing. Aku tarik tanggannya kembali dan aku arahkan dia duduk berlutut di samping pinggul kiriku. Tangannya ku arahkan kembali untuk meremas batang kemaluanku yang kini dengan jelas mengacung bebas di hapannya.

Nia kembali memijat naik turun dan meremas2 batang kemaluanku tanpa kusuruh. Sudah paham betul sepertinya dia sekarang.
“Pijetnya agak sedikit cepat ya…” pintaku seperti memelas karena sedang keenakan dengan apa yg sedang Nia lakukan. Dia masih diam saja, tapi menuruti dengan baik.

“Oohh…ahhh… Enak Nia” desahku tak karuan. Lama2 puncak kenikmatan itu mulai berangsur-angsur datang. Sebentar lagi aku akan orgasme. Tapi memang dasar otakku sudah ngeres betul. Ku pegang leher Nia dan kupaksa menunduk ke arah kemaluanku itu dengan harapan dia mau mengulumnya.
“Kamu hisap2 ya! Buruan!” pintaku memaksa. Mungkin karena takut, langsung dilahapnya kepala kemaluanku itu yang membuat aku sempat menggelinjang sedikit karena merasakan hangatnya mulut dan air liur Nia. Ohhhh nikmat tiada tara….

Kuluman demi kuluman membuat batang kemaluanku semakin berdenyut2 kencang. Arghhh aku ingin tahan lebih lama lagi tapi ternyata tidak bisa. Kombinasi pijatan keras di batang kemaluanku dan hisapan2 kencang mulut Nia akhirnya membuat aku orgasme. Crot! Cairan hangat itu melimpah keluar dan memenuhi mulut Nia seketika. Nia terkaget bukan main, dia terbatuk tersendak dan menarik wajahnya menjauhi batang kemaluanku. Kubiarkan saja, karena kupikir aku tidak ingin membuatnya menderita lebih dari ini lagi…

Nia berlari ke kamar mandi, dan kudengar dia muntah2 berusaha mengeluarkan spermaku yang sepertinya tertelan olehnya.
Ku tunggu sampai pintu kamar mandi terbuka dan dia keluar. Nia kaget melihat aku sudah berdiri di depannya. Bisa kulihat matanya sembab seperti habis menangis.
“Nia, kamu ga papa kan. Jangan sampe kamu cerita sama ibu ya! Soalnya bukan hanya saya, kamu juga pasti akan di amuk ibu nanti kalau kamu cerita! Paham!” Teriakku dengan nada yg tidak terlalu tinggi.
“Iya pak… Nia ga cerita” balasnya lirih.
“Tapi nanti kalau Nia hamil bagaimana pak? Nia takut…” Dengan lugunya dia bertanya.
“Hamil? Ga bakalan lah Nia. Hamil itu kalau saya masukin punya saya kedalam punya kamu itu dan saya keluarin seperti yg saya keluarin tadi di mulut kamu. Baru kamu bisa hamil!”.
“Iy…iya pak.. Maaf” balasnya dengan pelan terkagok-kagok lalu menunduk.
“Ya sudah, kamu istirahat saja sana. Nanti besok2 kalau saya minta dipijetin kamu sudah tahu kan?” Sambungku sambil berjalan melengos tanpa menunggu jawaban darinya.

Aku-pun kembali masuk ke kamar tidurku. Sambil merebahkan diri kuingat2 kembali sensasi yang baru saja kurasakan… Oooh nikmatnya bikin kemaluanku mulai berdiri kembali. Ku kocok2 sampai muncrat dan akupun mulai tertidur pulas…..

Besok aku pikirkan lagi bagaimana caranya menikmati pembantuku yang cantik ini…

Sudah seminggu lebih semenjak kejadian kemarin itu berlalu tapi aku mencoba bersikap seperti biasa kepada Nia. Walaupun begitu, tidak dapat kupingkiri kalau Nia memang jadi berbeda dari biasanya. Setiap berpapasan atau disaat aku meminta dia mengerjakan sesuatu, yang biasanya dijawab dengan riang kini dijawab hanya dengan anggukan kecil saja. Sempat khawatir juga kalau dia tiba-tiba retak dan memblowup kejadian kemarin itu ke istriku. Waduh aku tidak bisa membayangkan apabila hal tersebut terjadi…

Aku jadi berpikir keras bagaimana agar situasi ini bisa kembali kondusif, karena bila kubiarkan seperti ini tentu ujung-ujungnya istriku pasti akan ngeh juga kan?

Hal pertama yang muncul dipikiranku saat itu cuma satu, aku sepertinya harus melakukan pendekatan secara persuasif ke dia. Siapa tahu dengan membelikan sesuatu yang menyenangkan hatinya, dia bisa melupakan atau minimal mengalihkan pikirannya dari kejadian tersebut.

Jumat itu sebelum pulang dari kantor, aku minta izin kepada istriku untuk pulang malam karena harus singgah ke rumah temanku dulu di daerah Blok M, padahal rencanaku saat itu sebenarnya ingin membelikan beberapa pasang baju untuk Nia.

Ngubek-ngubek mencari baju yang cocok dan pas untuk seorang wanita ternyata tidak segampang yang aku kira. Duuhh.. sudah beberapa puluh pakaian yang aku pilih2 tapi rasa-rasanya masih belum ketemu yang cocok menurut anggapanku. Beruntung saat itu ada seorang remaja putri yang kira2 seumuran dengan Nia mau membantuku memilih baju yang tepat. Fiuhhh… akhirnya dapat juga apa yang kubutuhkan…

Besoknya ketika istriku pergi keluar untuk hangout bareng teman2nya, tanpa membuang2 waktu aku langsung memanfaatkan situasi tersebut untuk mendekati Nia yang sedang sibuk memasak didapur. Sepertinya dia sedang mempersiapkan menu makan siang untukku.

“Nia, kamu masak apa hari ini?” Tanyaku dengan penuh perhatian.
“Anu,pak, masak ikan tongkol disambelin sama tumis kangkung” jawabnya gelisah.
“Oh ya udah klo begitu.. Eh kamu sudah mandi blom? Kalau sudah nanti habis masak tolong pijetin saya lagi ya? Sudah seminggu nih saya blom dipijet2 lagi sama kamu.”
Kali ini sengaja kutunggu sampai dia menjawab pertanyaanku agar aku bisa melihat seperti apa responnya.
“Iy..iya pak, nanti Nia mandi dulu…” Jawabnya pelan dan terbata2 tanpa memandang ke arahku. Hmmm… Terus terang aku masih meraba2 tentang perasaannya saat itu tapi nantilah pasti akan aku korek2 terus sampai aku tahu seaman apa sebenarnya posisiku saat ini.

Padahal baru 15 menit aku tunggu dia selesai memasak tapi aku sudah tidak sabar saja antara ingin tahu perasaan dia terhadapku dan selain itu tentunya aku juga sudah kangen merasakan jari2 kecilnya bermain dengan adik kecilku. Ahh.. Aku tetap harus menunggu beberapa menit lagi karena dia harus mandi terlebih dahulu. Damnnn…

Bunyi cipratan air kamar mandi membuatku semakin gelisah. Aku benar2 sudah tidak sabar untuk menunggunya lebih lama lagi karena otakku saat itu sudah dipenuhi dengan ide2 gila yang ingin segera aku realisasikan bersama pembantu cantikku ini. Lalu tiba2 ide cemerlang pun muncul. Ku ambil handphone blackberryku dan dengan cepat ku aktifkan fitur video recordingnya. Walau perasaan deg2an karena takut ketahuan, dengan hati2 kuarahkan lensa kamera blackberryku ke atas ventilasi kamar mandi dimana Nia sedang asyik mengguyur tubuh telanjangnya. Shit! Sangking deg2annya aku jadi tidak berani lama2 untuk merekam moment tersebut. Segera ku turunkan tanganku dan kumatikan mode rekamnya untuk mengecek apakah gambar yang kumaksud terekam dengan baik atau tidak. Wow! Ternyata spyshot yg kulakukan itu lumayan sempurna. Bisa kulihat jelas bodynya yg aduhai walau hanya dari belakang. Lalu payudaranya yang montok itu terlihat begitu kenyal dan menggoda sehingga membuat adik kecilku langsung berdiri dengan tegak perkasa.
Ohhh Nia, ingin rasanya ku dobrak pintu kamar mandi ini dan ku entot kamu saat itu juga sayang…

“Saya tunggu di kamar ya!” Teriakku semangat saat Nia baru keluar dari kamar mandi, tapi dia tidak menjawab atau mungkin suaranya terlalu kecil untuk ku dengar saat itu.

Tak berapa lama kemudian Nia sudah berada di kamarku, sedangkan aku sedang berbaring menunggunya.
“Sini kamu sandaran disini” tanganku menunjuk kearah sandaran springbed.
“Tolong pijetin kepala saya dulu ya”.
Tapi tetap tak terdengar sepatah katapun yg keluar dari mulutnya walaupun dia menuruti perintahku itu.

Nia duduk bersandar sedangkan aku dengan tanpa rasa bersalah sedikitpun langsung merebahkan tubuhku diatas tubuhnya. Kepalaku dengan sengaja kuposisikan tepat diantara kedua payudaranya sehingga bisa kurasakan kembali hangat dan empuknya gunung kembar itu menjepit kedua sisi kepalaku. Emhhhh…. Nyaman dan hangat sekali rasanya…

Nia mulai memijat2 kepalaku dengan kaku. Sepertinya dia memang masih shock dengan kejadian waktu lalu. Aku pun mencoba mencairkan suasana dengan mengajaknya berbicara.
“Ngomong2 kamu sdh punya pacar apa blom Nia?” Tanyaku pelan berharap dia mau meresponnya.
“…Belum Pak…” Jawabnya lambat.
“Tapi sudah pernah pacaran kan?” Tanyaku kembali.
“Kalau pacaran Nia belum pernah pak.. Tapi kalu suka2an iya pernah dulu waktu dikampung..”
“Oh gitu, hmmm.. Padahal kamu kan cantik. Koq ga ada yg nyantol sama kamu?” tanyaku dengan nada penasaran.
“Eeee… ga tahu pak, soalnya saya juga klo ada cowo yg suka yg ada sayanya yg suka kabur” jawabnya dengan malu2.
“Kabur gimana? Di taksir cowo koq kabur? Kamu ini aneh2 aja.” candaku dengan santai. Nia sepertinya mulai terbawa suasana. Obrolan pun terus mengalir dengan lancar. Di sela2 obrolan aku selalu sisipkan pujian2 kecil untuknya dan ternyata pujian2 tersebut mampu membuat Nia merasa lebih nyaman.

Tak terasa sudah hampir 30 menit kami mengobrol. Terus terang, bagiku obrolan ini tidaklah begitu penting dibanding rasa penasaranku akan tubuh Nia. Sepanjang obrolan td aku lebih konsen berpikir bagaimana caranya agar aku dapat menikmati tubuhnya yg aduhai itu. Hmmm… Bingung juga mau mulai dari mana saat itu…

“Nia, saya mau tanya kamu nih. Tolong kamu jawab yg jujur ya” aku bertanya dengan nada sedikit serius.
“Tanya apa pak?” Balasnya penasaran.
“Kamu bohong soal umur kamu ya? Kamu pasti sdh 20 tahunan kan? Hayo kamu ngaku!” Tanyaku melanjuti.
“Engga koq pak, Nia baru 17 tahun sekarang” jawabnya dengan penuh tanda tanya. Mungkin dia heran knp aku bertanya sedemikian rupa.
“Saya perhatikan body kamu itu seperti body anak umur 20 tahunan. Apalagi ini kamu nih! Ukurannya sdh seperti ukuran orang dewasa aja” sambil kepalaku ku miringkan kekiri sampai pipiku menggencet payudara kirinya.
Nia tertawa kecil, dia mungkin merasa geli atau bahkan tersanjung dengan apa yang baru saja aku katakan. Untunglah, tadinya kupikir dia akan marah atau tersinggung.

“Kayanya juga lebih gede dari punya ibu nih?” Tanyaku bercanda sambil kugenggam dan kuremas2 kecil payudara kirinya.
“Ehh… Masa sih pak?” Jawabnya dengan tertawa kecil.
“Iya beneran koq” tangannku kembali meremas2 payudaranya dengan tekanan yang kuberi lebih dari sebelumnya.
Nia kali ini tdk menjawab tapi aku bisa merasakan kalau nafasnya yg td biasa saja kini berubah menjadi seperti terengah2. Hembusan nafas yg keluar dari hidung dan mulutnya menerpa bagian belakang kepalaku sekaligus memberikan rangsangan ketika hawa hangat itu mengenai kupingku yg sensitif. Keheninganpun menjadi tak terhindarkan.

Nia masih saja memijat kepalaku sedangakan aku makin asyik meremas2 payudara kirinya itu.
“Pak… Nia malu kalau bapak begini terus Pak…” Nia tiba2 berkata memecah keheningan dan sekaligus membuyarkan lamunan2 jorok yg sedang memenuhi pikiranku.
“Ah gpp koq Nia… enak kan kan saya ginikan” payudaranya makin kuremas dengan kuat seakan tak peduli dengan perkataannya tadi.
“Empphh… Udah dong pak, Nia mohon..” Balasnya memelas.
“Udah deh Nia, kamu nikmatin aja. Ntar juga kamu pasti ngerasain gini sama pacar atau suami kamu kan?”
“Iya tapi kan… Ohhhmmpphh!” Nia spontan melenguh ketika jariku mencoba menjepit putingnya dari luar bajunya. Agak sulit memang mencari lokasi putingnya dengan kondisi Nia masih memakai baju dan BH, tapi untungnya tebakanku yg meraba2 itu cukup jitu.

Tangannya yg tadinya memijat2 kepalaku kini diam tak bergerak. Terdengar suara rintihan kecil samar2 keluar dari mulutnya ketika aku semakin aktif berusaha memilin2 dan mencubit2 putingnya itu.
“Eshhhhss….”.

Nia sepertinya pasrah menerima rangsangan2 yg kuberikan. Mungkin dia belum pernah mengalami rasa nikmat seperti yang aku berikan saat itu. Akupun tak mau membuang2 waktu lebih lama lagi. Dengan sekejap sudah kusingkap baju kaosnya keatas sebagian, sehingga bagian atas payudara kirinya itu kelihatan jelas di depan wajahku. Oh my god! Ini dia yang kutunggu2 selama ini. Payudaranya terlihat putih, mulus dan padat membuatku tertegun sejenak mengaguminuya.

Ku tarik sedikit BH Nia kebawah sehingga menyembullah putingnya yang ternyata sudah dari tadi berdiri tegak. “Awwwwwuuhhhh… Pakkkkkk” Nia spontan berteriak karena putingnya ku cubit dengan sedikit keras. Bukannya malah kasihan tapi teriakannya itu justru membuat aku menjadi lebih bernafsu. Ku jepit2 dan kupilin2 putingnya lebih agresif lagi sehingga Nia mulai meracau tak karuan.
“Paakkkkk udah donggg Pak!…. Nia ga mauuu diginiin… Ssshhhhhhh…. Awwwwwhhh!!…. Jangannn pakkkk”
Tangan Nia tiba2 mendorong kepalaku yg saat itu baru saja mau mencoba mendekati payudaranya. Tapi apa daya, tangannya yang gemetar itu terlalu lemah untuk mencegahnya.
“Oommhhpphhh!!!!!!!!” Nia melenguh keras ketika mulutku berhasil melumat ujung putingnya yg keras itu. “Oooouhhhhhhhhh!!! Oooooouuahhhh!!!” Teriaknya terus2an seiring hisapan2ku yg penuh dengan nafsu itu beraksi.
Namanya juga pria yang sudah beristri, soal memuaskan pasangan tentu aku sudah pengalaman toh. Nia yg baru pertama kali merasakan secuil dari surga dunia ini tanpa terkecuali juga tetap kuberi layanan kelas satu .

Tangan kiriku mulai bergerilya dengan menyusup kebalik kaos Nia dan akhirnya hinggap di payudara kirinya yang masih terbungkus BH. Kuremas penuh dengan tanganku yang besar sambil mulutku masih sibuk mengulum puting payudara kanannya. Slurrppppp….. Mmmmmm… Sesekali kujilat lalu kesedot kembali dengan tekanan yang bervariasi. Kugigit2 kecil putingnya dan terkadang kusedod habis keseluruhan payudaranya di mulutku. Uahhhhh nikmatnya bukan main…

Sudah tak terdengar lagi teriakan2 yang bernada penolakan kudengar, yang ada sekarang hanyalah desisan2 kecil dan bunyi nafas yang memburu yang keluar dari mulut Nia.Sungguh, aku begitu bernafsu dibuatnya..

Ku berhentikan sejenak aksiku, karena aku penasaran untuk melihat ekspresi wajahnya saat itu. Wooghhh, Nia begitu cantik sekali. Kecantikannya menjadi lebih terlihat. Mungkin ini disebabkan karena ekspresinya yang saat itu sedang menahan kenikmatan yang tiada tara yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Kuperhatikan dahinya mengkerut, matanya hampir terpejam, kedua pipinya merona kemerahan dan lehernya yang jenjang itupun menegang… seksi sekali.

Rasa sayang tiba2 hinggap dalam diriku, entah kenapa akupun mencium keningnya dengan mesra lalu kuciumi juga kedua matanya yang ternyata menyebabkan butiran kecil air mata yang dari tadi terkumpul di sela2 matanya menjadi pecah mengalir dan membasahi pipinya. Ohhh Nia… Andai saja aku bisa jadikan kamu kekasihku…

“Saya sayang sama kamu Nia…” ucapku pelan dan mesra, lalu ku kecup manis bibirnya. Tak kusangka Nia membalas kecupanku walau tidak terlalu kentara. Aku yang tadinya hanya ingin mengecup sebentar kini malah keterusan karena responnya itu. Mmmmmhhhhh… Aku dan Nia akhirnya berciuman dengan mesra layaknya sepasang kekasih.

Nia memang tidak pandai berciuman, tapi justru ketidak pandaiannya itu yang membuat aku semakin ingin menikmati bibirnya lebih lama lagi.

Kubelai rambutnya dan ku elus2 kedua pipinya dengan jari2 ku. Nia sepertinya semakin terlena… Aku bisa merasakan dia menjadi aktif menyedod dan menghisap bibirku. Hmmmmm… Mungkinkah ini adalah ciuman pertamanya?…..

Tidak tahu kenapa tapi berciuman dengan Nia pembantuku yang cantik ini sensasinya sungguh luar biasa berbeda. Setiap air liur yang membasahi rongga bibirnya terasa manis di lidahku membuat aku semakin ganas mengulum dan menyedot2 bibirnya, bahkan sanking nafsunya terkadang kuhisap penuh kedua bibirnya yang kecil itu.

“Mmmmhhh…. Mmmpphhhh” erang nia ketika kuhisap2 lembut lidahnya.

Sama seperti air liurnya, lidah Nia berasa begitu manis sekali. Bingung juga kenapa bisa demikian, tapi sungguh, rasa itu membuat aku seperti anak kecil yg baru pertama kali merasakan manisnya gula-gula saja.

Beberapa saat kemudian ciumanku pun perlahan beralih dari bibir turun lebih kebawah. Kubenamkan wajahku di samping lehernya sambil kuhirup dalam2 wangi yang terpancar dari bagian tubuhnya yg satu ini. Hmmmmmm….. Wangi hangat bodymist beraroma citrus yg sdh bercampur keringatnya memenuhi hidungku membuat aku semakin tenggelam dalam nafsu…. Oh Nia, kamu benar2 bikin aku terbang melayang rasa-rasanya.

Puas menghirup wangi lehernya, lalu kujilat perlahan bagian itu dari bawah keatas membuat Nia mendesah kegelian. “Shhhhhh…. Geliiii paaaaaaaak….”

Lalu ujung lidahku menari2 dengan liar menjelajahi setiap inchi lehernya sampai kebelakang telinganya. Sesekali ku kulum daun telinganya itu dan dengan sengaja kuhembuskan nafasku yg hangat kedalam rongga telinganya hingga membuat Nia mendesah keras dan spontan merangkul leherku dengan erat.

Tangan kananku mulai menyusup disela-sela belakang rambutnya dan ketika jari2ku sudah berada di diatas tengkuknya, ku jambak rambut Nia dan kutarik kepalanya mendongak agar aku bisa menikmati lehernya yang jenjang itu lebih leluasa lagi. “Slurppp… Slurpp” bunyi air liurku yang mulai membanjiri lehernya. Niapun hanya bisa memejamkan mata dan mengerutkan dahinya menahan kegelian dan rangsangan yang bertubi2 dari lidahku yang nakal.

Sambil menikmati lehernya, tangganku kembali turun dan kali ini menyusup dibagian belakang punggunya. Kulepas kaitan BH Nia dan tanpa hitungan satu dua tiga, kusingkap kaos dan BHnya itu sehingga Niapun kini jadi bertelanjang dada. Wuahhhh… Dua gunung kembar padat, putih dan indah itu kini terpampang jelas di hadapanku. Alamaakkkkk….

“Ahhhhhhhhh…. Iiiiiihhhhhhh…. Pakkk…. Geliiiii….auuuhhhhhhhhh!!!!” Teriak Nia. Tubuhnya menggelinjang hebat ketika kedua putingnya yg baru saja kudempetkan dengan kedua tanganku itu ku sedod dengan kuat.
Nia berontak tak karuan, mungkin karena tidak kuat menahan sensasi geli yang dirasakan oleh kedua puting payudaranya yang sedang ku hisap2 dan ku gigit2 secara bersamaan itu.

Nia sudah seperti orang yang kesurupan. Tubuhnya terkadang naik turun seirama dengan sedotan dan kuluman yang kulakukan di kedua putingnya itu. Dahinya berkerut, matanya merem melek dengan cepat dan kedua tanggannya mencengkram erat kedua punggunggku.

“AUuuuuuHhhhhh pakkk…. Sudahhhhh Nia mauuu pipiiiiissss pakkkkkk!!! Aaaaaaahhhhhhhhhhh!!!!” teriaknya dengan keras diiringi dengan naiknya punggung dan merapatnya kedua kakinya. Wooghhh!!! Sepertinya Nia sedang mengalami orgasme pertamanya saat itu…

Nafasnya yang terengah2 dan tubuhnya yang gemetaran kini terbaring lemas dihadapanku. Sesekali kulihat tubuhnya masih berkelojotan menikmati sensasi orgasmenya yang juga masih belum hilang. Oh Nia kamu telah membuat laki-laki seperti aku ini merasa sungguh sangat bangga dan puasss sekali. Menaklukkan seorang wanita diranjang adalah idaman setiap pria didunia ini dan termasuk juga aku tentunya.

Aku jadi sumringah sendiri sambil menatap Nia yang masih terkulai lemas sedangkan adik kecilku sudah mulai berontak meminta jatahnya. Hmmmmm…. Harus ku apain lagi Nia ya…
Nia pembantuku yang cantik masih terbaring lemah di hadapanku. Sengaja kubiarkan dia menikmati sejenak sensasi orgasme pertamanya itu tanpa ku ganggu. Lagipula bila saat itu aku langsung memulai agresiku, belum tentu dia bisa menikmatinya. Toh wanita dan pria tidak jauh berbeda, pasti dia butuh waktu agar titik-titik rangsang ditubuhnya bisa kembali normal dan tidak oversensitif seperti saat itu..

Moment ini kuhabiskan saja dengan menikmat tubuh indahnya yang kini terpampang jelas dihadapanku. Dadanya yang tadi mengacung keras kini agak sedikit terkulai tapi tentu masih tetap indah untuk dilihat. Rambutnya sedikit acak-acakan menutupi sebagian wajahnya. Keringat dengan jelas terlihat membasahi dahi, pipi dan lehernya. Ohhh fuck, sexy sekali melihat kondisinya saat itu. Kalau ada orang yang bilang nudism itu bukanlah suatu karya seni, mungkin dia belum pernah melihat keindahan seperti yang sedang kulihat saat ini dan kalau aku dianggap sebagai pekerja seni, sudah tentu Nia adalah merupakan karya masterpiece yg pernah kubuat selama hidupku….

Setelah mataku puas menikmati, kini saatnyalah adik kecilku ini juga ikut merasakan kenikmatan tubuhnya sebagai penutup. Tapi sebelum itu aku masih penasaran dengan rasa air liur Nia yang sempat kunikmati sebelumnya. Aku masih ingin merasakan rasa manis itu sekali lagi dimulutku.

Kusibak rambut Nia dan kubelai-belai rambutnya itu sejenak… Perlahan wajahku mulai menunduk mendekati wajahnya. Kupalingkan wajahnya yang tadinya mengarah kesamping agar mengahadap ke arah wajahku. Kedua mata Nia masih terpejam tapi bisa kulihat kalau sebenarnya dia juga memandangku dari sela-sela kelopak matanya yang sedikit terbuka.

“Mmmmhhhhhhhh…..” Nia menyambut kembali ciumanku tanpa penolakan. Sepertinya dia juga menikmati sensasi itu. Jadi benar sudah anggapanku kalau Nia merasakan nikmatnya berciuman itu pertama kali ya dari ciuman-ciumanku ini. Tak mau mengecewakan dia, kumainkan lidahku layaknya seorang professional. Sapuan-sapuan lidahku yang mengenai langit-langit mulutnya terkadang membuat dia melenguh tertahan. “Mmppphhhh…. Ummmhhhhppp” Kuhisap-hisap lidahnya, dan kadang kubiarkan juga dia puas melumat-lumat lidahku. Mulutku dan mulutnya kini dibanjiri dengan air liur, sampai-sampai suara ciuman kami itu terdengar cukup keras dari ciuman yang sewajarnya. Ku pegang kedua lehernya agar aku bisa lebih leluasa menikmati bibir dan air liuranya itu. Oh Nia, nikmat sekali air liurmu ini sayang…

Masih aktif berciuman, kedua tanganku sudah mulai bergerilya turun kebawah. Bukan payudaranya kali ini yang kutuju tapi langsung kutarik celana pendeknya itu kebawah. Nia tidak mencegah sama sekali perbuatanku itu jadi dengan sekejap saja, tubuh Nia kini sudah hampir telanjang bulat, hanya celana dalamnya yang berwarna coklat muda itu saja yang masih menutupi bagian paling sensitifnya.

Dengan perlahan jari telunjukku ku arahkan ke vaginanya dan begitu ujung jariku itu menyentuh bagian luar celana dalamnya, Nia langsung berontak seperti kesetrum. Waduh-waduh, sepertinya semua sensasi seksual yang kuberikan ini benar-benar pengalaman pertama buat dia.
Tak peduli dengan tubuhnya yang bergoyang-goyang tak karuan itu, jariku tetap kugesek-gesekan dan kutusuk-tusuk dengan pelan ke arah lipatan bibir vaginanya. Walau hal ini kulakukan dari luar cd-nya namun sensasi kenikmatan yang kuberikan saat itu tetap berasa luar biasa baginya.

“Ooooooouhhhh….. Pakkk…. Geliiii pakkk…. Ouuuuuahhh… Nia ga kuaattt….” Erangnya ketika gesekan dan tusukan-tusukan yang kulakukan itu ku buat menjadi lebih intens. Jariku yg tadinya kering kini sudah mulai basah. CDnya yang tadinya hanya basah sedikit karena orgasme kini sudah seperti orang yang habis pipis di celana saja.

Aku yang sudah mulai bernafsu berat akhirnya mencoba menyibak penutup keperawanannya itu dengan tanganku. Kutarik celana dalamnya kebawah sampai akhirnya Nia benar-benar telanjang bulat, bersih tanpa ada satu helai benangpun menutupi tubuhnya.
Alammaaaakkkk…. Tubuh Nia begitu sempurna, wajahnya yang cantik, payudaranya yang kini kembali kencang dan mencuat lalu vaginanya yang masih muda dan hanya ditumbuhi bulu-buku halus itu membuat adik kecilku berontak hebat minta di lepas dari sangkarnya.

Dengan gerakan terburu-buru ku lepas semua baju dan celanaku sampai akupun jadi telanjang bulat sama sepertinya. Ku putar badanku sehingga wajahku menghadap ke arah vagina Nia dan adik kecilku mengarah ke wajahnya.
Ku sibak kedua pahanya kekiri dan kanan sehingga terlihat jelaslah surga dunia yang selama ini ku nanti-nanti.

Vaginanya yang masih segar itu terlihat merah dan merekah. Bibirnyapun masih rapih tidak bergelambir. Kubuka bibir vaginanya lebar-lebar dengan kedua jari telunjukku agar aku bisa melihat dengan lebih jelas lagi. Oh my God, vaginanya begitu becek dengan cairan bening. Dinding dalam vagina Nia berwarna pink pucat, tak terlihat lubang menuju rahimnya memandakan pembantuku yang cantik ini memang 100% masih perawan. Sungguh pemandangan yang sangat luar biasa menakjubkan.

Akupun sudah tak kuasa lagi untuk segera menikmati hidangan yang paling istimewa ini. Tapi sebelum itu, adik kecilku yg kini bergantung bebas didepan wajah Nia ku arahkan menuju mulutnya. “Niaaa.. Isepin punya saya yaa” pintaku memelas.
Tak begitu lama adik kecilku itu pun merasakan hangat yg luar biasa ketika Nia mulai memasukkannya kedalam mulutnya. Apalagi kondisi mulutnya saat itu memnag lagi basah2nya sehabis berciuman hot denganku tadi.

Kunikmati sejenak rasa hangat yg sedang menyelimuti batang kemaluanku. “Mmmmmmmmmmmmmmm…. Enak banget Nia!…. kamu sudah pintar ya sekarang… Ouhhhh!…. “.
Mendengar erangan dan sekaligus pujian dariku itu Nia jadi lebih berinisiatif. Di sedotnya kuat kepala adik kecilku sambil dua jarinya yang melingkar di batang kemaluanku di gerakinnya naik turun. Uaaahhhhh nikmatnya bukan main. Mungkin saat itu aku juga sudah mulai basah dengan cairan pelumas yg keluar sedikit demi sedikit di kemaluanku.

Kuluman demi kuluman yang kadang terkesan masih amatir itu justru membuat aku merasakan nikmat yang tiada tara. Siapa bilang kalau kena gigi berarti tidak nikmat??, bagiku sentuhan-sentuhan kecil giginya dibagian kepala dan batang kemaluanku malah ikut menambah sensasi kenikmatan yang sungguh luar biasa. Aku jadi berharap dan menunggu kapan gigitan-gigitan kecil itu kembali menghampiri..

“Enak banget Nia….. Terussss begituu yaa sayang..” Pintaku memelas berharap ada kejutan-kejutan lain yang akan dilakukan Nia untukku.
Perhatianku kini kembali fokus terhadap apa yg dari tadi ada di depanku. Ya, vagina Nia yang becek itu memang masih belum kugarap dari tadi karena keasyikan menikmati kuluman-kulumannya yang super duper hot di adik kecilku ini.

Saat kutundukkan wajahku kearah vaginanya, seketika itu juga wangi khas menusuk hidungku. Kunikmati sebentar dan
“Oooohhmmpppphhhh!!!!!!!!!” Nia tiba-tiba berteriak ketika ujung lidahku menyentuh klitorisnya yang becek itu. Namun karena penisku yang sedang menegang sempurna dimulutnya suaranyapun menjadi tertahan. Kulanjutkan menjilat pelan area seputar klitorisnya sambil terkadang ku kulum-kulum bagian itu. Tubuh nia bergetar hebat, bisa kurasakan dia begitu tak kuasa menahan sensasi yang sedang kuberikan itu, apalagi disaat kedua telunjukku kugunakan untuk menyibak bibir vaginanya dan lidahku dengan ganasnya menyapu setiap senti bagian itu dengan penuh nafsu. Oalahh, Nia berkelonjotan hebat sampai-sampai penisku di gigitnya dengan kuat lalu kedua kakinyapun mengapit kepalaku.

Puas menikmati lezatnya vagina becek Nia, ku cabut penisku dari mulutnya dan kuputar badanku membentuk posisi missionaris.
Kuangkat kedua kakinya keatas lebar-lebar dan ujung kepala penisku pelan-pelan kubebenamkan kearah vaginanya. Oooohhhhhhh fuuuuckkkkk.. Anjeeeengggg… Enak benerrrr sensasi yang kurasakan saat itu.
Namun baru sesenti kepala penisku itu masuk, Nia langsung menahannya dengan kakinya. Dia berontak dan tangannya spontan mendorong perutku menjauh. “Sakittttt Pakkkk!!! Jangannn!! Nia mohonnnn” teriaknya memelas. Aku yang sudah nafsu sampai diubun-ubun boro-boro mempedulikan, mendengarnya saja aku tidak.
Dengan sekuat tenaga kudorong penisku itu masuk kedalam vaginanya. Fuuuuuckkkkk!! Nia kembali menahan laju tubuhku dan kali ini tubuhnya dimundurkannya hingga dorongan penisku itu gagal menjebol dinding keperawanannya.
“Pakkkk jangaaaaannn Nia masih perawannn!! Nia ga mau diginiin sama bapakkkk” teriaknya lagi mengingatkanku. Aku jadi sedikit emosi mendengarnya, apalagi adik kecilku yang baru sedikit merasakan jepitan vaginanya sudah kembali berontak tidak sabar.
“Udahh deh Nia! Ga papa koq! Kamu percaya saja sama saya! Kamu dr td juga suka kan saya beginiin!” tanpa menunggu jawabannya kutarik lagi pinggulnya mendekat dan kepala penisku mulai terbenam kembali dibalik lipatan bibir vaginanya.
“Pakkk Nia mohooonnn… Jangan pakkk…” Nia kembali berteriak, tapi kali ini nada suaranya bergetar lirih. “Bapakk kan tadi bilang sayang sama Nia.. kalau bapak sayang sama Nia, Nia mohon, Nia jangan diginiin ya pak…” Pintanya memelas dengan suaranya yang bercampur dengan isak tangis. Duk!!! Hatiku tiba-tiba seperti dipukul oleh sesuatu benda yang keras. Suara dan kata-kata Nia itu sontak membuatku tersadar tentang perbuatan setan yang akan kulakukan saat itu. Ohhh my… Kepalaku langsung dipenuhi pikiran-pikiran. Bagaimana bila Nia benar-benar kuperawani? Apa nanti aku harus bertanggung jawab? Apa kata istriku nanti kalau dia tahu? Apakah aku nanti tidak dihujat dan dipermalukan habis-habisan kalau seandainya aku harus menikah dengan seorang “pembantu”? Apa yang terjadi dengan kehidupanku selanjutnya???
Shittt!!! Pikiran-pikiran itu benar-benar membuatku sadar seketika! Aku pun terdiam mematung menyadari perbuatanku itu…

Kucabut penisku yang setengah terbenam itu dari vaginanya dan aku pun merebahkan tubuhku disampingnya dengan lesu. Aku sudah ill fill dengan diriku sendiri….

Pandanganku menewarang kosong. Aku berar-benar tidak dapat berpikir lagi..
Ku biarkan Nia disampingku. Tak kuperhatikan lagi apa yang sedang dilakukannya. Mau memakai bajunya, atau langsung keluar dari kamarkupun aku sudah tak peduli lagi…

Tak kusangka, Nia tiba-tiba memeluk dan menyandarkan wajahnya diatas dadaku… Aku kaget juga dengan apa yang dia lakukan saat itu. Nia apa yang sedang ada dipikiranmu saat itu??

Nia tak bersuara sedikitpun tapi wajahnya masih menempel hangat diatasku. Ohhhh tindakannya itu membuat hatiku merasa menjadi lebih tenang. Rasa bersalahkupun berangsur-angsur mulai menghilang. Bisa kurasakan ada kasih sayang yang terpancar dari bahasa tubuhnya itu…

Oh Nia, aku jadi betul-betul jatuh hati sama kamu sayang….

Ku belai rambutnya dan kukecup keningnya dengan mesra. “Nia, terimaksih ya kamu sudah bikin saya sadar…. ” Ucapku dengan nada penuh penyesalan.
Nia tidak menjawab, tapi bisa kurasakan pelukannya menjadi lebih kencang dan wajahnya semakin dibenamkan diatas dadaku….TAMAT

Bagaimana Menurut Anda Cerita Sex Menikmati Pembantu Perawan diatas. Anda sendirilah yang bisa menilainya.

Cerita dewasa bergambar Pecah Perawan pacarku

Pecah Perawan Pacarku
Cerita Dewasa – Cerita Ngentot, Cerita Tante, Kisah Seks, Cerita Panas, Cerita Mesum, Cerita Bokep, Cerita Sedarah, Sex Gambar – Pacarku Pecah Perawan. Perkenalkan namaku Randi, umurku waktu itu 24 tahun. Aku memang tergolong cowok yang gak ganteng2 amat tapi kata teman2ku aku memiliki daya tarik tertentu. Langsung saja begini ceritanya.



Cerita Sex Pacarku Pecah Perawan


Sore itu waktu aku sampe dikantor aku disuruh leader ku untuk fotokopi,naah beranjaklah aku ke tempat fotokopi disebelah perusahaanku tersebut. Saat sampai di tempat fotokopi tersebut ada pemandangan yang gak biasa aku lihat yaitu sosok gadis seksi dengan paras lumayan cantik dan body yang sangat aduhai. Ternyata gadis itu adalah kariawan fotokopi tersebut. Pertama aku berlagak biasa saja walaupun sebenarnya aku ingin kenalan sama gadis itu. Setelah aku selesai fotokopi aku kembali ke kantor dengan rasa penasaran siapa cewek itu sebenarnya. Cerita Dewasa

Keesokan harinya aku kembali ke tempat fotokopi tersebut berniat untuk mengajak kenalan gadis tersebut tapi dengan modus aku fotokopi. Dan tak kusangka ternyata gadis itu judes, aku mengajaknya berbicara tapi gadis itu diam saja. Kemudian timbulah dalam fikiranku untuk bias menikmati tubuhnya yang seksi tersebut. Cerita Mesum

Beberapa hari kemudian aku bertanya pada teman kantorku ternyata ada yang kenal dengan pegawai fotokopi tersebut kemudian aku meminta no hp dan pin bbm nya. Ternyata gadis itu namanya Shintya, umurnya sekitar 20tahunan. Lalu aku langsung nginvite bbm nya dan tak lama ternyata bbmku langsung diterimanya, tapi aku mebiarkannya saja dulu. Cerita Sex ABG

Suatu malam di bbm nya shintya memasang foto yang cantik banget kemudian aku mencoba menggodanya dengan bbm dan ternyata tak kuduga gadis itu membalas bbm ku dengan baik. Aku lantas berfikir ternyata gadis ini enggak judes, mungkin aja belum kenal maka terliat judes. Cerita Sex Perawan

Setelah beberpa hari aku bbm’an dengan shintya aku beranikan diri untuk mengajaknya makan siang dan diapun ternyata mau. Lalu akumenjemputnya ditempat ia bekerja lalu aku menuju suatu rumah makan sederhana. Sambil makan aku bertanya “apa gak ada yang marah niiih kalo kita makan berdua gini”, “aaahh gak ada orang aku jomblo kok mas” jawab shintya. Dalam hati aku berkata yes aku ada kesempatan. Selang 20 menitan kita selesai maan lalu aku mengantarnya kembali ketempatnya bekerja dan akupun kembali bekerja. Cerita Sex HOT

Seminggu kemudian waktu malam minggu aku mengajaknya keluar untuk makan malam.aq mengajaknya disebuah cafe didaerahku. Aku bertekat untuk menyatakan perasaanku kepadanya malam itu entah diterima atau tidak. Disela-sela makan aku bercanda dengannya seolah kita sudah akrab lama. Obrolanpun aku juruskan menuju pernyataan cintaku padanya. Seleai makan tepatnya sebelum pulang aku menyatakan perasaanku padanya dan diapun diam sejenak mendengarkan pernyataanku tersebut. Akupun berfikir “waaah aku pasti bakal ditolak” dan ternyata tak sesuai dugaanku shintya pun menerima cintaku. Perasaanku sangat bahagia sekali. Cerita Ngentot

Setelah shintya menerima cintaku akupun lantas mengantarnya pulang. Sesampainya dirumahnya terlihat rumahnya sangat sepi. Ternyata dia hanya tinggal dirumah berdua sama neneknya karena kedua orangtuanya berada diluar jawa untuk bekerja. Aku sampai dirumahnya sekitar jam 9 malam belum malam-malam banget siih tapi aku memutuskan untuk berpamitan pulang, tapi ketika aku berpamitan untuk pulang ternyata shintya malah menahanku untuk tidak pulang dulu, dia meminta agar aku menemaninya sebentar karena ternyata neneknya sedang ada drumah om nya tidak jauh dari tempat tinggal shintya.

“Timbulah pikiran kotorku siapa tau aku bias langsung menikmati tubuh shintya”. Akupun mengiyakan permintaan shintya dan menemaninya. Gurauan dan candaan pun menghiasi obrolan kita sampai2 tak sengaja tanganku mengenai payudaranya. Langsung candaan kita berhenti dan kita saling bertatap muka. Tanpa berpikir panjang aku langsung mendekatkan wajahku kewajah shintya dan tak kusangka ternyata dia hanya diam saja seaakan memberi tanda untuk aku segera menciumnya. Tak lama aku langsung mencium bibirnya, diapun membalas ciumanku dengan mesra. Lidahku mulai bergerilya didalam rongga mulutnya diapun membalas lidahku. Kita saling menikmati ciuman tersebut. Cerita Sex Seru

Tak lama tanganku mulai memegang payudaranya dan diapun diam saja, aku lalu meremas-remas payudranya yang kutaksir sekitar 36 itu. Kurasakan penisku mulai tegang. Ciumanku mulai sampai keleher shintya, aku sengaja membuatnya terangsang. Sambil berciuman aku memasukan tanganku untuk masuk kedalam kaosnya, dan masuklah tanganku. Besar sekali rasa payudaranya saat kupegang. Diapun mulai mendesis pelan. Aku semakin bernafsu, kupegang tangannya dan kuarahkan kepenisku yang sudah sangat keras sekali. Dengan tanpa kusuruh tanganya pun mulai meremas penisku. Cerita Sex Daun Muda

Setelah kurasa kita berdua terangsang aku mulai membuka kaos yang dia kenakan dan bra merah yg dia pakai, aq menjilati putting susunya dia mulai merintih keenakan terus tanganku juga mulai masuk kedalam celananya mengobok-ngobok memknya dengan jariku. Shintya lalu membuka resetlingku dan mengeluarkan penisku dari celana dan dengan ganasnya diapun langsung mengulum penisku. Aku merasakan sangat nikmat sekali. Akupun membiarkanya menikmati penisku yang besar itu. Ngesex Perawan HOT

Setelah sekitar 5 menit shintya mengulum penisku, aku membuka celana dan celana dalam nya lalu aku rebahkan dia disofa. Perlahan aku mulai masukkan penisku kedalam memeknya “Bleeeeesssss” penisku masuk liang senggamanya. Aku memaju mundurkan pelan-pelan.

“Aaaaahhhhhh….Aaaahhhhhh….” desah shintya. Aku terus memompanya “Plooook…Ploook…Ploook…”. Aq pandang wajah shintya dia sangat menikmatinya. Setelah beberapa menit aku menarik tangannya dan meminta dia diatasku, diapun menurutinya. Dia terus bergoyang memainkan perannya diatas. Tak lama dia bergoyang shintya berteriak lirih “Say…Saayyyaaank…Aku keluuuaaarr…” akhirnya dia orgasme untuk yang pertama. Ngentot Memek Perawan

Setelah aku merasa bosan dengan gaya itu lalu memintanya untuk nungging, kumasukkan lagi penisku yang keras itu kedalam memeknya dari belakang. Kusodok secara cepat (aku berfikir agar aku segera keluar sebelum nenknya pulang). Shintya merintih “Aaaahhhh….Sayank..pelaan pelaaaan” tapi aku tidak mempedulikannya aku terus menyodoknya dari belakang secara cepat sehingga terdengar suara “ploooook…plooook…plooook” sangat keras..

Kurang lebih 10 menit aku menyodoknya dari belakang, aku merasakan badanku bergetar, aku merasa melayang sampai terasa di ubun-ubunku. Dan akhirnya “Crrooooottt…..Crooottthhh….Croootttttt…” tak terkira berapa kali aku menyemprot liang rahimnya dan aku membiarkan sejenak penisku tertancap di memeknya. Setelah itu kita saling berpakaian, kita membersihkan badan kita hanya dengan tisu yang ada dimeja tamu.

Setelah kita berpakaian aku melihat wajah shintya terdiam murung, kemudian aku bertanya.

“kamu kenapa sayank”
“kenapa tadi keluarkan didalam,nanti kalo aku hamil gimana” jawab shintya
“gak papa sayank,kn Cuma sekali,besok-besok nggak aku keluarkan didalam lagi deeh” jawabku meyakinkannya
“pokoknya kalau aku hamil kamu harus bertanggung jawab” cetus shintya
“iya sayank, aku pasti tanggung jawab kok” jawabku agar shintya merasa tenang
“janji ya” shintya meminta janji
“iya janji sayank” jawabku sambil mengecup keningnya.

Cerita Sex Pacarku Pecah Perawan – Tak berapalama neneknya pulang diantar om nya, dan aku berjabat tangan sambil aku berpamitan untuk pulang. Dan sesudah kejadian malam itu aku dan shintya sering melakukan hubungan intim, baik dirumahku waktu rumahku sepi, baik dirumah shintya, kadang week end kalau gak ada tempat kita juga kehotel untuk melampiaskan birahi kita berdua.

Cerita dewasa kakak ku nafsu yang akhirnya dya mau ngentot

Cerita Dewasa – Cerita Ngentot, Cerita Tante, Kisah Seks, Cerita Panas, Cerita Mesum, Cerita Bokep, Cerita Sedarah, Sex Gambar – Memuaskan Nafsu Kakakku. Aku mempunyai kaka namanya Bianka, kakaku ini orangnya sangta seksi sekali ditambah lagi dia kalau dirumah selalu berpakaian super minim, sehingga kadang-kadang penisku dibuat ngaceng oleh tubuh kakak kandungku sendiri. Kakakku emiliki oerawakan tubuh tinggi, kulit bersih, dan juga badan yang sangat terawatt sehingga tubuh kakaku ini selalu enak untuk dipandang. Buah dadanya juga lumyan besar sukuran 36B dengan variasi pantat yang padat berisi yang selalu menggoda setiap mata lelaki.

Toge Montok
cerita dewasa ngetotin kakak ku


Cerita Sedarah Memuaskan Nafsu Kakakku

Sedangkan namaku sendiri adalah Robert, umurku 22 tahun sedangkan kakakku 27 tahun. Aku sendiri juga memiliki perawakn yang kren dengan tinggi 173cm dan berat badanku yang proposional. Dalam hal Sex aku bisa dibilang ABg yang sedang ingin tau bagaimana nikmatnya berhubungan badan. Karena selama ini aku hanya melihatnya dari film porno yang aku minta dari teman-temanku. Rasa penasaranku tentag Sex semakin menggebu sekali, namun aku bingung mau minta pengalaman itu dari siapa. Cerita Sex

Suatu ketika karena keluargaku sudah lama sekali tidak berlibur, tiba-tiba papahku mengajak aku dan kakau untuk berlibur ke America. Aku dan akkaku pun mendengarnya dengan penuh kebahagiaan. Akhirnya aku dan akakku lansgung bergegas mempersiapkan segala sesuatu yang akan dibawa untuk berlibur. Perjalanannya menghabiskan waktu 9 jam. Setibanya kami di America, kami langsung menuju ke hotel untuk beristirahat. Papa dan mama sekamar, sedangkan saya dan kakak juga sekamar.Cerita Mesum

Pada malam harinya, kulihat kakak sudah tertidur pulas. Mungkin karena kecapean dan aku pun sedang mempersiapkan diri untuk beristirahat. Pada waktu hendak menuju tempat tidur, handphone kakak bergetar, kulihat ada SMS yang masuk. Karena rasa ingin tahu, saya membuka isi SMS itu yang ternyata dari pacar kakak. Kubaca SMS yang dikirim dari pacar kakak isinya hanya ucapan selamat malam dan mimpi indah. Namun di bagian bawah SMS itu terdapat kata yang membuatku kaget. Di bagian akhir SMS itu tertulis “ Sayang nanti kalau kamu pulang, bantu ngemut penis ku yach ? Nanti aku juga akan membantu untuk membuatmu orgasme..hehehe….Enak rasanya..”. Cerita Sex Terbaru

Setelah kubaca isi SMS itu aku kaget bukan main. Tak kuduga kakak sudah pernah ML bersama pacarnya. Aku simpan kembali handphonenya. Aku akan menanyakannya besok pagi pikirku dalam hati. Keesokan harinya, waktu aku bangun kakak baru keluar dari kamar mandi. Kakak baru bangun yah ? kataku. Ia habis pipis nih, katanya. Sewaktu ia naik ke tempat tidurnya, aku pun memberanikan diri untuk menanyakan hal semalam yang kubaca dari handphonenya. Cerita Ngentot

Kak, ada yang ingin Robert tanyain. Ada apa ? jawabnya. Apa kakak sudah pernah ML sama pacar kakak ? Mendengar pertanyaanku, muka kakak tiba-tiba pucat. Ia terdiam sejenak, lalu ia kerkata dengan perlahan ia Robert kakak sudah pernah ML dengan pacar kakak. Koq kamu tahu ? tanyanya, ia kak tadi malam handphone kakak bergetar dan tidak sengaja aku baca isi SMS dari pacar kakak. Robert minta maaf yah. Iya-iya ngak apa koq. Cerita Sex ABG

Lalu aku melanjutkan bertanya Kak enak yah ML ? dia menjawab pertama kali sih sakit dan perih karena kakak masih perawan, tapi setelah itu rasanya enak banget. Kamu jangan ngomong ke papa sama mama yah. Iya jawabku sambil memperhatikan kakak berbicara. Cerita Sex Sedarah

“Kak bisa jelaskan ke aku gimana cara ML itu??” tanyaku,
“Susah untuk di jelaskan nih. Emang kamu belum pernah coba yah??” tanyanya.
“Belum pernah kak” jawabku.
“Kamu mau kakak ajarin??” jawabnya.

Mendengar kakak berbicara itu aku kaget.
“Loh kak mana bisa kita gituan?” Jawabku.
“Emang sih sebenarnya ga bisa, itu kan sama aja hubungan terlarang, bisa-bisa dosa. Tapi kalau kamu mau tahu rasanya gimana yah harus coba prakteknya. Gimana?” tanyanya.
“Tapi kalau kakak nanti hamil gimana donk ?” tanyaku.
“Kan bisa pakai kondom ? jadi ga bakal hamil deh. Kamu nanti pergi beli kondomnya di mini market yang ada di luar hotel yah. Ntar malam kakak ajarin”. Jawabnya.
“Iya kak nanti aku beli”. Jawabku.

Kami pun segera bersiap untuk pergi bersama papa dan mama untuk mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di Malaysia. Setelah makan malam di luar hotel papa, mama dan kakak sudah kembali ke kamar, tapi aku menyempatkan diri pergi ke mini market untuk membeli kondom dulu baru balik ke kamar. Sesampainya di kamar, kulihat kakak baru selesai mandi dan masih mengenakan handuk untuk menutupi bagian tubuhnya. Cerita Sex HOT

“Kamu dari mana ?” tanyanya.
“Dari mini market kak, kan tadi pagi di suruh beli kondom” jawabku.
“Oh iya kakak sampai lupa. Papa dan mama sudah tidur ?” tanyanya.
“Rasanya sudah kak, soalnya tadi sewaktu aku ketuk pintu kamarnya ga ada yang bukain”.

“Kamu pergi mandi san”, perintahnya.” Iya kak” jawabku.

Sehabis mandi, aku juga mengenakan handuk untuk menutupi bagian bawah tubuhku. Sewaktu keluar dari kamar mandi, kulihat kakak sudah berada di atas tempat tidurnya sambil membuka bungkus kondom yang baru kubeli tadi. Cerita Sex Seru

“Kemari naik ke tempat tidur kakak” perintahnya.
“Iya kak, jawabku”.
“Sekarang kamu lihat yah baik-baik tubuh kakak”.

Belum sempat aku menjawab, kakak sudah membuka handuk yang tadi ia pakai untuk menutupi tubuhnya. Sentak aku kaget dan terdiam melihat tubuh kakakku yang begitu mulus serta buah dadanya yang menggantung dan kulihat vaginanya yang tidak di tumbuhi oleh bulu. Mungkin kakak juga memotong bulu nya, pikirku dalam hati karena aku juga memotong bulu yang berada di sekitar penisku. “Ngentot Kakak Hyper Sex”

Masih asyik melihat tubuh kakak, tiba-tiba kakak berkata “ sini kamu remas atau apakan buah dada kakak terserah kamu deh. Dengan hati-hati aku memegang buah dada yang berukuran 34 B itu. Begitu aku memegang buah dada nya, Nampak wajah kakak yang sedang menikmati sentuhanku. Kesempatanku untuk mempraktekkan aksi pemain video porno yang aku sering nonton di kamar. Pikirku dalam hati. “Ngesex Dengan Kakak”

Sambil memegang, aku sedikit meremas dan memutar-mutar puting susunya. Oh…umm…suara yang keluar dari mulut kakak. Semakin bersemangat aku beraksi mendengar suara kakak yang terangsang. Aku langsung mencium dan mengisap puting susu nya. Sesekali aku gigit kecil putingnya. Sungguh nikmat rasanya. Rupanya ini rasanya mengulum buah dada, pikirku dalam hati. Namun aku tak mau pikirkan itu, aku lanjutkan aksiku dengan meremas buah dada sebelahnya..tiba-tiba ia menarik kepalaku.

Kakak sudah basah, sini buka handuk kamu. Aku pun membuka handuk yang menutupi sebagian tubuhku. “Cerita Dewasa Bersetubuh Dengan Kakaku”

Melihat penisku yang sudah berdiri tegang, kakak tersenyum dan langsung menarik tubuhku sampai aku tertidur di ranjang. Tiba-tiba dia sudah berada di dekat selangkanganku dan sudah memegang penisku . aku merasa sensasi yang belum pernah kurasakan. Sambil memegang kakak berkata sekarang kamu rasakan gimana enaknya di emmut. “Ngentot Memek Sempit Kakaku”

Tangannya langsung mengocok penisku sambil sesekali lidahnya ia permainkan di sekitar kepala penisku..oh…enak sekali kak…jangan berhenti…kataku.. Semakin bersemangat ia beraksi setelah mendengar eranganku, tiba-tiba penisku ia masukkan ke dalam mulutnya sambil mengisap dan mengocoknya. Muka ku merasa panas. Setelah kakak puas memainkan penisku, kakak menyuruhku untuk membelai vaginanya. “Vagina Seret ABG”

Aku patuh dengan perintahnya. Begitu ku belai, ia tersentak dan memegang dadanya sendiri. Ku coba menggerakkan tanganku di daerah klitorisnya. Ia pun seperti keenakan dengan tindakanku. Semakin bersemangat aku bermain di sekitar klitoris kakak. Kucoba mainkan dengan lidahku sambil sesekali aku gigit klitorisnya dan menghisapnya..sensasi ini sungguh luar biasa…jantungku berdetak kencang.“Ngentot ABG Hyper Sex”

“Ohh..enak sekali…kamu buat kakak basah sekali Robert. Sering nonton bokep yah ?” tanyanya.
“Ia kak..jawabku sambil tersenyum”.
“Pantess…” jawabnya.
“Sini penismu, kakak pakaikan kondom. Kakak sudah ga tahan”.

Selesai memakaikan kondom, kakak menyuruhku berbaring. Ternyata dia suka dengan posisi Women on Top. Begitu aku berbaring, ia memegang penisku dan berusaha untuk memasukkannya ke dalam vaginanya yang sudah basah karena aksiku tadi. Begitu penisku menyentuh bibir vaginanya, ia mendesah. Akhh….ahhkk… dan masuklah penisku ke dalam vaginanya. Cerita Mesum ABG”

Dia pun menggerakkan badnnya dengan lincah sambil sesekali memutarkan pinggulnya. Sungguh nikmat rasanya.. kak enak banget kak.. rasanya seperti di jepit-jepit kak..enakk ouhhh…ohh….mendengar suaraku kakak semakin memompa tubuhnya yang sedang berada di atasku..akh…akkh…enakk…oh….

Aku sudah mau orgasme Robert..akh…semakin ia percepat gerakannya…2menit kemudian kakak pun orgasme. Ackhhh…akuu…datang…ahhh…kurasa cairan panas yang mengalir turun di sekitar penisku. Kupikir itu adalah cairan milik kakak karena orgasme tadi..ia pun tersenyum melihatku.

Lalu aku dengan berani meminta kakakku untuk mengganti posisi. Sekarang aku mau ia nungging alias Doggy Style. Ia pun tersenyum dan menuruti kata-kataku. Begitu ia sudah nungging kulihat vaginanya dari belakang, sungguh nikmat melihat vaginanya karena daging di sekitar bibir nya begitu tebal. Perlahan ku masukkan penisku ke dalam vaginanya, oh…hangat sekali..yang ini lebih enak di bandingkan waktu kakak mengemut penisku..dengan kaku ku gerakkan maju mundur pantatku..dia pun mencoba menuntunku dengan menggerakkan pantatnya maju mundur..

Lama kelamaan gerakanku mulai stabil dan tidak kaku lagi.. sesekali aku meremas buah dada kakak yang Nampak menggantung dari belakang sambil kucium pundak dan lehernya..ia pun mengerang dengan hebat serta semakin liar menggerakkan pantatnya. Nikmat sekali kak…akhh…ku pegang pinggulnya sambil ku maju – mundurkan pantatku..sesekali ku dorong keras-keras pantatku sehingga penisku masuk lebih dalam lagi ke vaginanya..akhhh enak…kamu pinter juga yah…Robert..ahh..desahan kakak.

10 menit lamanya penisku berada di dalam vaginanya, dan kurasa spermaku akan keluar..kupercepat gerakanku dan sepertinya kakak mengerti kalau aku akan orgasme, diapun makin mempercepat gerakan pantatnya..akh….kak….oh….ouhhh…akkuu…suudahh..mauu ..oh..keluar…serasa kaki, lutut, paha dan pinggangku terkunci dan kakak langsung mencabut penisku dari vaginanya dan dengan cepat ia membuka kondom yang terpasang di penisku.

Ia pun langsung mengocok dan memasukkan penisku ke dalam mulutnya…croot…ccrrooott….kurasa badanku tersentak beberapa kali…sungguh nikmat rasanya….begitu selesai kakak mengeluarkan sperma yang ada di dalam mulutnya. Aku pun langsung berbaring di tempat tidur..kami melewati malam yang indah di America. Ia pun dengan wajah kecapean berkata, gimana enakkan rasanya ??

“Iya kak rasanya enak banget..terima kasih…sering-sering yah kalau bisa”
Sambi tersenyum kakak mencubitku dan berkata enak aja. TAMAT

Selasa, 26 April 2016

Ada Apa Dengan Amelia



Cinta kadang mendatangkan kebahagiaan & keindahan yang tiada tara, namun kadang semua itu harus berakhir dengan air mata & kesedihan yang amat mendalam. Kekuatan cinta dapat mengubah kehidupan seseorang berbalik 180 derajat, dapat menghipnotis hingga kita bisa lupa akan segala2nya, dengan kekuatan cinta pula seseorang mampu melakukan apa saja demi orang yang sangat dicintai. Kisah ini bukanlah karangan dari khayalan nafsu & sex semata, melainkan kisah yang memang benar-benar aku alami, aku akan berbagi pengalaman agar siapapun yang membacanya dapat mengambil hikmah dari kisahku ini, jangan sampai kejadian yang seperti aku alami ini terulang kembali.Namaku Amelia, usia 23 thn, aku seorang karyawati sebuah perusahaan kontraktor asing dibilangan Jakarta. Berawal ketika aku duduk dibangku kls 3 disalah satu SMU Swasta di Jakarta. Januari ’98, Sepulang sekolah, aku dan 2 sahabatku Dian & Gita berencana untuk jalan-jalan di Pondok Indah Mall sekedar window shopping & ngeceng, yaah maklum deh namanya juga ABG, lagi ganjen-ganjen & rajin-rajinnya cari perhatiaan sama yang namanya cowok. Setelah ganti baju, kitapun berangkat dengan menggunakan BMWnya Gita, dia yang paling cantik dan tajir diantara kita b’2. Setelah puas puter-puter, kitapun makan di Olala cafĂ©, tempat yang tidak akan pernah aku lupakan. Sedang asik-asiknya kita ngobrol, salah satu pelayang datang menghampiri kami “Maaf mba mengganggu, eem..mas-mas yang duduk dibelakang nitip salam tuh, ini ada es cream untuk mba b’3 dari mereka” Spontan kami b’3 menoleh kearah cowok yang ditunjuk pelayan. Woow..ternyata 2 cowok yang ganteng, keren dan sungguh rapi, “Psst, boleh juga tuh! Kayanya sih udah pada gawe tuh cowo ” Gita dengan pelan memberi komentar tentang kedua cowok itu. Singkat cerita kitapun berkenalan dan saling bertukar cerita. Rio dan Iqbal, ya itulah nama kedua cowok itu, mereka bekerja di salah satu perusahaan Jepang dibilangan Sudirman Jakarta. Rio memeng tidak seganteng Iqbal, tingginya kira-kira 180, badannya tegap, kulitnya bersih dan berkarisma, pokoknya enak dipandang deh. Hampir sejam kita ngobrol, aku dan kedua sahabatku putuskan untuk pulang, setelah saling bertukar no. telp. kitapun berpisah. Setiba dirumah, aku masih benar-benar tidak bisa melupakan bayangan wajah Rio. Siapa sangka, tepat jam 9 malam telp. rumahku berdering, bergegas kuangkat, “Selamat malam, bisa bicara dengan Amelia?” dengan cepat kujawab “Ya malam, ini aku sendiri, siapa ya ?” “Rio” Teeng..jantungku tiba-tiba berdetak kencang, aku sama sekali tidak menyangka kalau dia bakalan telp. Seneng, gembira, yaah pokoknya hapy banget deh. Kitapun ngobrol panjang lebar, nggak terasa 3 jam kami ngobrol. Dari situ aku ketahui kalau dia itu orang Bandung, S1 di Unpad Bandung, S2 di Jepang dan tinggal di Cilegon. Sabtu, selesai jam sekolah, seperti biasa aku nggak langsung keluar kelas melainkan ngobrol dengan teman-teman kelasku, tiba- tiba HPku bunyi, kulihat dari layar ‘RIO” lagi nama itu membuat aku senang, bergegas kuangkat “Hai mel, sudah pulang belum? Aku ada digerbang sekolah kamu nih”. GERBANG, belum lagi kujawab, buru-buru aku keluar kelas dan kutengok kegerbang, yaa..RIO, dia duduk didalam mobil Taft hitam, tangannya masih memegang HP, “Hai, aku ada diatas” sambil melambaikan tangan memberi kode keberadaanku, dia pun menoleh kearahku tersenyum menatapku. Aku tanpa sadar loncat-loncat kegirangan, “Bentar aku turun ya” setelah mengambil tas dikelas, akupun setengah berlari menuruni anak tangga, agak cape memang maklum deh kelasku kan letaknya dilantai 3. Kamipun jalan untuk makan siang. Seperti sudah saling kenal lama, tidak ada rasa canggung diantara kita. Sejak saat itu aku dan Rio semakin dekat, setiap hari kami selalu kontak melalui telp, setiap sabtu dia selalu menjemputku ke sekolah, minggu pagi kami joging disenayan atau pergi berenang, pokoknya hari-hari ku menjadi semakin indah bersama Rio. Minggu, akhir Maret’98. Salah satu hari yang sangat berkesan dalam awal perjalanan cintaku. Sehabis lari pagi ketika kami akan pulang, dari dalam dashboard mobil, Rio memberi setangkai bunga mawar merah yang masih kuncup, “Mel, aku sayang kamu ” Romantiis..ya sungguh romantis saat itu, dia mengecup keningku. “Makasih ya Rio” sambil tersenyum ku cium bunga pemberiannya. Tidak ada yang berubah diantara kami, malah kami semakin dekat. Malamnya aku benar-benar tidak bisa tidur, aku terus memegang bunga pemberiannya. Hari-hariku semakin bersemangat, Rio sangat perhatian kepadaku, makan, tidur, belajar, selalu diingatkannya. Begitupun sebaliknya, aku juga memberi perhatian penuh untuk pacarku yang amat aku cintai. Dia adalah pemicu semangat belajarku, akupun jadi semakin giat belajar, karena aku nggak mau kelihatan bodoh dihadapannya. “Sayang aku nggak mau loh nilai pelajaran kamu menurun karena dekat denganku, aku mau prestasimu bertahan, malah kalau bisa naih” kata- kata itu yang membuatku semakin terus berusaha. Kedekatanku dengan Rio mendapat lampu hijau dari orang tua dan saudara- saudaraku, dia begitu sopan dan santun, baik dalam perbuatan maupun dalam bertutur kata, mungkin itu yang membuat dia mendapat nilai tambah dari orang tuaku. Akhir April ”98 Rio terserang demam hingga tidak dapat kerja. Panik, ya aku sungguh panik dan cemas saat itu, aku putuskan untuk menjenguknya. Jum’at aku bolos sekolah, dengan menggunakan Bus aku pergi ke Cilegon. Sesampainya disana aku langsung kekamarnya, RIO..cintaku sedang terbaring diatas tempat tidur, wajahnya yang bersih telihat merah, aku menghampirinya, kuraih tangannya, panas..ya panas yang aku rasakan dari tangannya, kucium tangan itu tanpa sadar air mataku menetes jatuh membasahi tangannya “Sayang, kamu jangan sakit dong, aku nggak tega ngeliatnya ”. Matanya menatapku sayu “Aku nggak apa-apa sayang, cuma agak demam, besok juga sembuh” Dengan senyum yang dipaksa dia mencoba meyakini aku, “Nggak, kamu harus ke dokter, biar aku temenin yah? Please”. Dengan menggunakan taksi kami berangkat ke RS yang letaknya agak jauh dari rumah Rio. Setelah diperiksa dan diberi obat, kamipun pulang. Sesampai dirumah aku langsung memberi Rio makan, kusuapi dia pelan-pelan lalu kuberi dia obat dari dokter tadi. Tidak lama Rioku pun tertidur, aku menatap wajahnya, air mataku terus menetes, mungkin karena lelah & kebanyakan menangis akupun tertidur disampingnya. Aku terbangun ketika ku merasakan ada seseorang yang mencium keningku, RIO ku, cintaku, dia memandangku, pandangan yang penuh kasih sayang, pandangan yang begitu dekat. “Makasih ya sayang, aku semakin sayang sama kamu mel” kembali dikecupnya keningku “Kedatangan & pehatianmu membuat demamku pergi karena nggak tega ngeliat air mata kamu”, sambil tersenyum kupegang keningnya “Iya tuh sudah mendingan ” Ternyata sudah tidak sepanas tadi yang kurasakan “Tapi obatnya terus diminum sampai habis ya? Aku nggak mau kamu sakit lagi loh ” Rio mencium pipiku, kali ini bibirnya lama menempel dipipiku “Aku sayaang banget sama kamu mel, aku janji deh ngabisin obatnya, karena aku nggak mau liat kamu nangis lagi sayang ”. 



Tanpa kami sadari, bibir kami sudah saling menempel, sangat lembut Rio mencium & mengulum bibirku, lama sangat lama kami berciuman, ciuman yang selama ini belum pernah aku rasakan, ciuman yang penuh rasa sayang & nafsu. Tiba-tiba HPku bunyi, kamipun mengakhiri ciuman itu. HOME terlihat dari layar HPku, “Telp dari rumah yang ” Sejenak kami berpandangan sebelum ahkirnya aku menjawab telp, terdengan suara mamaku “Kamu lagi dimana mel? Ini udah jam 5, Kok kamu belum pulang?” Dengan rasa takut aku menjawab rentetan pertannya mamaku, “Aku masih di RS, ada temenku yang dirawat, bentar lagi juga pulang kok ”. Selesai telp, aku langsung merapikan diri & pamit untuk pulang “Sayang aku pulang dulu ya ?” Rio bersikeras mengantarku pulang, tapi aku menolaknya, akhirnya dia meminta temannya untuk mengantarku pulang. Sekali lagi dia menciumku, tapi kali ini cuma sebentar, karena temannya telah datang. Sabtu pagi keesokan harinya aku kembali bolos sekolah, setelah jajian dengan kedua sahabatku yang juga akan bolos, akupun pergi ke Cilegon. Setibanya disana aku melihat Rio sedang duduk didepan TV, sepertinya dia habis mandi, badannya sudah terlihat segar, tidak seperti Rio yang kemarin aku lihat. Dia hanya menggeleng- menggeleng ketika malihat kami b’3, “Duh, nakal-nakal amat sih ni anak, pasti pada bolos deh!”, kami b’3 hanya senyum- senyum. Kedua sahabatku tidak mampir, mereka langsung pergi meninggalkanku dan berjanji akan menjemputku sore nanti. Seperti sudah lama nggak bertemu, kamipun saling melepas rindu, bermanja-manja aku dipangkuannya, tangannya tak henti-hentinya membelai- belai rambutku yang panjang, sesekali didekapnya aku erat- erat, saling bersuapan saat makan siang, benar-benar saat yang sangat indah, penuh canda & rasa cinta kasih. Seiring bertambahnya waktu, semakin bertambah pula rasa sayang dan cinta ku terhadap Rio-ku. Saat itu, saat yang benar-benar tidak dapat aku lupakan. Disela-sela canda kami, Rio meraih tanganku, tawa kamipun terhenti, mata kami saling berpandangan dekat..dekat..sangat dekat hingga akhirnya mata kamipun terpejam, bibir kami saling beradu, dikecupnya bibirku lembut, dikulumnya perlahan, akupun membalasnya dengan rasa sayang, “Rio aku sangat mencintaimu” hati kecilku berulang-ulang mengatakan kata-kata itu. Direbahkannya tubuhku diatas bantal, kami terus saling berciuman, ciuman yang sangat penuh cinta dan nafsu. Kali ini tidak hanya bibirnya yang aktif, tangannya pun mulai bergerak memasuki daerah telarang. Dirabanya tubuhku dengan pelan, rabaan yang mampu membuat bulu kudukku berdiri dan dapat membangkitkan gairah nafsuku. Dibukanya kancing bajuku satu persatu hingga akhirnya terbuka semuanya.., Kamipun hanyut dalam gairah nafsu yang amat membara. Aku menagis dalam pelukan Rio, tangisan penuh penyesalan. Namun semuanya telah terjadi dan aku rela memberikan segalanya demi orang yang sangat aku cintai, telah ku serahkan kesucianku untuk Rio-ku. Ternyata kejadian itu membuat kami ketagihan, jika ada kesempatan kami selalu melampiaskan hawa nafsu kami. Seperti layaknya suami- istri kami sudah tidak canggung-canggung lagi untuk melakukannya. Juni’98 Hari yang benar-benar membuatku panik. Aku mulai menghitung hari & menunggu-nunggu akan datangnya tamu bulananku yang biasa datang setiap awal bulan, namun sudah 15 hari lewat tamu itu tak kunjung- kunjung tiba. Bel tanda istirahatpun bunyi, dengan panik ku ambil HP dari dalam tasku, ku cari tempat yang sepi & aman agar bisa dengan leluasa berbicara. RIO nama yang aku cari dalam daftar memory phone book, “Sayang aku takut, ini sudah pertengahan, tapi aku belum mens juga” aku benar-benar tak kuasa untuk bicara. Rio menenangkanku, diyakininya aku, sifat yang benar-benar aku suka darinya, dia dapat membuatku aman & tenang. Sepulang sekolah diapun menjemputku, kami pergi kerumah salah satu temanku untuk meminjam baju. Setelah mengenakan baju bebas, kami menuju klinik untuk memastikan “ADA APA DENGANKU ” sebenarnya, tes laboraturiumpun keluar. Bagai disambar petir, tubuhku lemas, nyaris aku terjatuh, Rio dengan sigap mendekapku, dibimbingnya aku kedalam mobil, “Sayang semua ini sudah resiko dari perbuatan kita, kita berdua akan mencari jalan keluar yang terbaik ya sayang ”. Aku hanya terdiam, air mataku terus berjatuhan. “Kita akan menikah sayang ”, spontan aku menoleh kearah Rio, aku menggeleng keras, “Nggak mungkin, aku nggak bisa, aku takut !” Yaa.. kata-kata yang hanya bisaku sesali saat ini. Terlintas dalam benakku saat itu bayangan keluarga dan orang tuaku, sungguh aku panik, fikiranku buntu, aku hanya bisa menangis dalam pelukan kekasih yang amat aku cintai. Untunglah saat itu aku sudah menyelesaikan EBTA/ EBTANAS, hasilpun diumumkan. Rengking 3, suatu kejutan dalam nilai studiku, selama ini aku hanya masuk dalam urutan 10 besar. Gembira dan bahagia yang terlihat dari pancaran wajah kedua orang tuaku, tapi tidak denganku, hatiku sangat hancur, sedih & kecewa. Disaat aku membutuhkan pegangan dan membutuhkan jalan keluar dari masalahku, RIO cintaku datang membuatku tenang “Sayang, coba kamu ikut UMPTN, pilih PTN diluar kota yang agak jauh dari Jakarta. Kita akan menikah disana, kamu bisa melahirkan anak kita & membesarkannya bersama-sama menunggu saat yang tepat untuk memberitahukan semuanya kepada keluarga kita. Bagai mana sayang? Kamu setuju ?” Tanpa fikir panjang, akupun mengiyakannya, karena hanya itulah jalan terbaik untuk keluar dari masalahku. Akhirnya akupun ikut UMPTN, kupilih UGM dan UNDIP. Juli’98. Hari yang sangat aku nanti-nanti, pengumuman UMPTN pun keluar. Lewat surat kabar aku dengan teliti mencari satu persatu nama, tiba-tiba kriing..belum lagi aku selesai, telp dirumahku berdering, kuhentikan pencarianku untuk mengangkat telp, “Selamat ya sayang, kamu diterima tuh di UNDIP” terdengar dari sebrang suara Rio-ku Seakan tak percaya, kubuka lagi koran yang masih ku pegang, baris bawah kolom ketiga “AMELIA ” tertera namaku disana, akupun menarik nafas panjang penuh kelegaan. Aku mulai merapikan pakaian, buku, perlengkapan sehari untuk aku bawa nanti, karena aku akan pindah ke Semarang ya Semarang, kota dimana aku akan melewatkan masa-masa berat disana. Setelah segalanya rapi tersusun, badanku terasa letih, akupun merebahkan badanku diatas tempat tidur, pandanganku lurus kedepan menatap langit-langit kamarku. Aku terkejut, sejenak aku menahan nafas, kurasakan ada sesuatu yang bergerak pelan dari dalam perutku. Kuletakkan telapak tanganku tepat diatas perutku, sesuatu yang kecil yah sangat kecil bergerak berlahan didalamnya, tapi hidup. Kupejamkan mataku, kurasakan, kurasakan dengan mendalam, kutunggu beberapa saat, yaa..aku dapat merasakan kehadirannya. Tanpa terasa air mataku kembali terjatuh “Yaa Tuhan, terima kasih tuhan, 2 kebahagiaan telah kau berikan kepadaku, anakku hidup, dia bergerak, aku dapat merasakannya, terima kasih tuhan ” Mataku terus terpejam, air mataku terus berjatuhan, hatiku tak henti-hentinya berterima kasih kepada tuhan. Agustus ’98. Keluarga dan cintaku Rio mengantar kepindahanku ke Semarang. Karena disana aku tidak punya sanak saudara sama sekali, kedua orang tuaku terlihat sangat berat untuk melepaskanku, tapi aku dapat meyakini mereka. Aku mengontrak sebuah rumah yang sangat kecil dengan satu kamar tidur, satu kamar mandi dan ruang tamu didaerah simpang lima. 3 hari aku bersama orang tuaku dan kekasih yang amat aku cintai Rio-ku. Minggu pagi dengan berat mereka meninggalkanku, orang-orang yang amat berarti dalam hiduku harus kembali ke Jakarta. Kutahan air mataku agar tidak menetes keluas, kuyakini kepada mereka kalau aku mampu dan bisa mandiri. Setelah mobil yang dikendarai mereka benar-benar hilang dari pandanganku, bergegas aku masuk kedalam rumah, kukunci pintu, kakiku tak sanggup berjalan lagi, aku teduduk lemas dibalik pintu, air mata yang sedariku tahan tidak dapat kubendung lagi, menangis ya hanya menangis yang dapat aku lakukan..setelah kesedihanku terluapkan, hati dan fikiranku mulai tenang. Senin, hari pertamaku sendiri dikota Semarang. Sebelum aku kekampus kuawali lembaran baru dalam hidupku dengan bangun pagi dan menyempatkan diri untuk jalan pagi menghirup udara segar disekitar rumahku yang katanya sih jalan pagi itu bagus buat orang yang sedang hamil. Hari demi hari telah berlalu, tidak terasa 2 minggu telah berlalu. Tidak ada waktu untuk aku bergaul dan bermain dengan teman-teman kampus. Aku memilih untuk menyendiri, memikirkan rencana yang akan aku jalani dikemudian hari. Hari-hari aku habiskan dirumah, menulis surat, membaca buku tentang kehamilan, 2x sehari aku minum susu dan vitamin untuk ibu hamil, aku sangat menjaga kehamilanku. Setiap 3 kali seminggu aku menerima surat dari kekasihku, walaupun setiap hari kami saling telpon tapi kami tetap berkomunikasi lewat surat. Setiap kali aku menerima suratnya, selalu aku membacanya berulang-ulang, kata-katanya begitu indah, penuh dengan perhatian dan cinta kasih. Jum’at ke-3 bulan agustus, Rio berencana untuk datang, hari yang sangat aku nantikan. Sepulang kuliah aku langsung kembali kerumah, kulihat mobil Rio sudah parkir tepat didepan rumah kontrakanku. Bergegas aku berlari masuk kedalam rumah, aku terhenti didepan pintu, Rio-ku..dia menatapku dan menghampiriku. Kami saling berpelukan, pelukan yang sangat erat, diciumnya kening dan pipiku. Seakan tak mau dipisahkan, kami berpelukan lama..lama sekali, tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut kami. Kupandangi wajah orang yang sangat aku cintai ‘Rio-ku ”, dia meneteskan air mata “Sayang..aku sayang kamu mel, sayang banget, maafin aku ya sayang ” Kalimat pertama yang terucap dari mulut cintaku, begitu pelan dan terputus-putus. Kulihat air matanya terus menetes. Setelah puas melepas rindu, kamipun duduk. Tangan rio mengusap-usap perutku yang mulai kelihatan membesar, kehamilanku telah memasuki bulan ke-4. Dirasakannya gerakan halus dari dalam perutku, sesekali matanya menatapku, tangannya membelai rambutku, kembali diciumnya pipiku berulang-ulang. Disingkapnya kemeja yang menutupi perutku, diciumnya perutku dengan lembut, lama..sangat lama dia menempelkan bibirnya diatas perutku, matanya terpejam, air matanya menetes deras membasahi perutku. Minggu 24 Agustus 1998, Hari yang sangat berarti dalam hidupku, kami MENIKAH. Tidak ada orang yang menyaksikan, tidak ada resepsi, tidak ada tamu, keluarga, saudara, teman yang yang hadir, hanya aku, Rio dan penghulu. Rio memberiku cincin 10 gr dan seperangkat alat sholat. Kami hanya melakukan ijab qabul dan kamipun resmi menjadi suami istri. Hari2ku bersama suami tercinta begitu sangat indah saat itu, ia membuatku sangat bahagia. Setiap hari ia menjemputku kekampus, pergi membeli perlengkapan bayi, periksa kehamilan ke RS, dia menemaniku dengan penuh cinta kasih dan kesabaran yang mendalam. Tidak terasa 10 hari aku bersamanya, diapun harus kembali ke Jakarta. Kembali kami dipisahkan, sangat berat rasanya bagi kami untuk berpisah tapi keadaan saat itu yang mengharuskan kami untuk saling berjauhan. Rio- ku berjanji untuk selalu mengunjungiku setiap bulan untuk menengok keadaanku dan menemaniku ke RS untuk memeriksa kehamilan. Walaupun sangat berat, aku harus melepaskan kepulangan Rio-ku. Kembali aku sendiri. Kujalani aktifitasku seperti biasa. Semakin hari perutku semakin membesar yang membuatku membatasi kegiatanku karena aku merasa cepat lelah. November ’98 kehamilanku memasuki bulan ke7. Bulan yang sangat berat buatku. Kembali aku dihadapkan dengan satu masalah yang sangat sulit aku pecahkan & sangat sulit dicari jalan keluarnya. Aku dihadapkan dengan jatuhnya liburan kuliah yang bertepatan dengan akan menikahnya kakakku. Tidak ada alasanku untuk tidak pulang ke Jakarta. Sedangkan kondisiku dengan perut yang sudah besar tidak memungkinkan untuk menemui orang tua dan keluargaku. Rio kembali ia membuatku tenang, dia datang untuk membuatku tenang, tegar dan tabah. Dengan menggunakan pesawat, akhirnya aku kembali ke Jakarta. Kami langsung menuju Cilegon. Dengan keadaan yang sangat membuatku resah, kami berdua berusaha mencari jalan pemecahannya. 30 November 98. Kembali aku harus berkorban demi cinta. Bertepatan dengan hari ulang tahunku yang ke-20, dan kehamilanku yang ke7 bulan, disalah satu RS di Jakarta aku menjalani oprasi Ceasar. Buah cintakupun lahir, dengan berat 2.95 panjang 48, PEREMPUAN. 6 hari aku dirawat dan akhirnya diperbolehkan pulang. Aku, Rio dan buah cinta kami tinggal bersama di Cilegon. Tanpa sanak saudara dan keluarga yang mengetahuinya. Hari-hari kami kewati bersama, penuh dengan kebahagiaan. Terpancar dari wajah suami yang sangat aku cintai sinar kebahagiaan yang begitu besar. “ANDALUSIA ” ya itulah nama indah yang diberikan Rio buat buah cinta kami, nama yang begitu indah dan penuh pengharapan. Desember’98. Kakakku menikah, aku dan Rio kembali ke Jakarta untuk menghadiri resepsi. Anak kami tinggal bersama pengasuhnya. Ketika aku menemui orang tuaku, aku dan Rio berakting seakan- akan baru datang dari Semarang dan akting kami pun berhasil. Dengan berbagai alasan, ku curi-curi waktu untuk dapat mengunjungi dan melihat anakku. Walau tidak lama aku dapat melihatnya tapi buatku itu sudah lebih daripada cukup. Saat hari raya tiba, aku dan Rio seperti main kucing-kucingan dari kelurga kami, kami saling bergantian menjaga Cia (nama panggilan anak kami). Januari 1999. Hari raya telah lewat dan libur kuliahkupun telah usai, saatnya aku harus kembali ke Semarang untuk melanjutkan study ku. Kembali kami dihadapkan dengan satu permasalahan baru, “Siapa yang akan mengurus anak kami ?” pertanyaan yang harus mendapat jawaban sesegera mungkin. Ku putuskan untuk membawa anakku ke Semarang, “Tapi bagaimana jika tiba-tiba orang tuaku datang?” mau kutitip dimana anakku nanti. Belum lagi kami mendapat jawaban, datang permasalahan baru, suamiku tercinta harus segera berangkat ke Jepang untuk urusan kantornya. Panik sungguh panik kami saat itu. Aku putuskan untuk mengalah, sekali lagi aku harus berkorban, STUDY ku harus kukorbankan kali ini. Dengan alasan kembali ke Semarang, aku pamit kepada kedua orang tuaku. Aku kembali ke Cilegon untuk mengurus anakku selama kepergian Rio. 3 bulan Rio ditugaskan, berarti 3 bulan aku meninggalkan kuliahku, 3 bulan aku dan anakku ditinggalkan, tapi aku rela menjalaninya demi cintaku yang teamat dalam kepada Rio. Dengan penuh cinta kasih aku merawat buah hatihu sendiri. Rio selalu memantau kami dari jauh lewat telp. Dalam sehari Rio sangat sering menelpon walaupun tidak pernah lama, itu karena kesibukaanya yang sangat padat, namun buatku perhatian yang diberikannya itu sudah lebih dari pada cukup. Waktu yang kunanti-nanti akhirnya tiba. Cintaku Rio akhirnya kembali, kebahagiaanku ahkirnya kembali dengan kembalinya suami tercinta ditengah- tengah kami. Ntah kenapa aku tidak kuasa untuk kembali ke Semarang, aku tidak kuasa meninggalkan suami dan anakku yang amat aku cintai. Tidak terasa hampir 4 bulan aku meninggalkan kuliahku. Belum lagi sebulan Rio kembali, belum lagi sebulan kami bersama, kembali aku dikejutkan oleh kabar yang sangat tidak dapat aku terima. Rio suamiku yang sangat aku cintai dan kasihi harus kembali ke negeri sakura, dia dimutasi dan akan melanjutkan S3nya disana. Sungguh aku tak sanggup dan tak kuasa menerima keputusan itu, aku sungguh tidak percaya.. “Sayang, aku sungguh mencintaimu mel, aku nggak bisa meninggalkan kamu dan anak kita disini. Kalian harus ikut bersamaku. Aku akan membuka semua rahasia ini kekeluargamu dan keluargaku, kita akan menikah kembali secara resmi, kita hadapi segala resikonya bersama ya sayang ?” dipeluknya aku dengan kasih, aku hanya terdiam dan menangis dipelukannya. Kembali terulang lagi, situasi yang sangat sulit yang pernah aku alami sebelumnya. Bagai dipersimpangan jalan yang amat sulit kupilih, orang tua & study ku atau suami & anakku. Kali ini aku mengambil keputusan yang salah, yang sangat fatal dalam perjalanan cintaku, yang hanya bisaku sesali saat ini dan mungkin akan kusesali seumur hidupku. Aku bersikeras menyelesaikan kuliahku, baru aku akan membuka rahasia ini kepada orang tuaku, aku sungguh tidak ingin mengecewa mereka. Rio berusaha meyakiniku, tapi kali ini dia tidak dapat meyakiniku, karena aku menganggap keputusan yang kuambil adalah yang terbaik. Rio hanya terdiam, terlihat kekecewaan yang amat mendalam dari pancaran wajahnya. Mei 99. Aku putuskan untuk pergi ke Semarang. Bersama suami tercinta, aku kembali untuk melanjutkan kuliahku. Sepanjang perjalan Rio berulang-ulang meyakiniku “Kamu benar-benar yakin atas keputusanmu sayang ?” aku hanya mengangguk setiap ia bertannya. Semalam ia menemaniku dan ia pun kembali ke Cilegon. Pikiranku kembali buntu, hari- hariku hampa, aku tidak dapat konsentrasi, yang ada hanya bayangan suami dan anakku. Setiap hari aku hanya dapat menangis dan menangis. Hanya seminggu aku bertahan sendiri, ku telp orang tuaku untuk meminta izin kembali keJakarta. Dengan alasan tidak bisa pisah dan tidak sanggup sendiri. Walaupun dengan rasa kecewa, akhirnya orang tuaku mengizinkan aku untuk kembali. Orang tuaku memaklumi ketidak betahanku diSemarang, karena sebelumya memang aku tidak pernah hidup pisah, selain itu aku adalah anak bungsu dari 5 bersaudara dan aku anak perempuan satu- satunya. Pertengahan Mei 99. 2 belahan hatiku Rio dan anakku terbang ke Jepang. Kuantar kepergiannya dengan air mata, air mata yang terasa sangat perih dan pedih. Rio, sekali lagi dia memintaku untuk ikut bersama, tapi sungguh bodoh aku saat itu karena aku menolaknya, “Rio aku sangat mencintaimu, sungguh aku nggak mau kehilanganmu, aku nggak mau jauh dari kamu, tapi aku nggak bisa apa-apa. Biar aku selesaiin kuliahku dulu ya? Aku nggak mau gagal lagi, aku nggak mau ngecewain orang tuaku untuk kedua kalinya. Setelah selesai aku akan nyusul kamu dan cia, mudah-mudahan sebelum kuliahku selesai kalian udah kembali kesini dan kita bisa kumpul lagi” Air mataku terus mengalir, Rio hanya terdiam. Kudekap Cia erat, kuciumi dia, air mataku semakin deras mengalir. Siapa sangka itu adalah hari terakhirku meliahat dan mencium buah hati yang sangat berarti dalam hidupku. Setelah kepergiannya, hari-hariku kembali hampa dan kosong seperti kehilangan pegangan hidup. Setiap hari air mataku berjatuhan, aku hanya bisa memandangi foto kedua belahan hatiku. Juni’99 Aku didaftarkan disalah satu Akademi Sekertaris di Jakarta, setelah melalui beberapa tes, akhirnya aku diterima. Ku mulai lembaran baru dalam perjalanan studyku. Kali ini aku berjanji pada diriku sendiri, aku harus menyelesaikan kuliahku dengan sungguh-sunguh, aku nggak mau gagal untuk kedua kalinya. Hari-hariku mulai sibuk dengan jadwal kuliah yang sangat padat. Senin-sabtu aku kuliah dari pagi hingga malam baru sampai dirumah (maklum jarak antara rumah dan kampus terbilang jauh, selatan ke timur). Tidak terasa kesibukanku membuat hubunganku dengan Rio semakin merenggang, walaupun tidak terputus. Kami masih berkomunikasi lewat telp, surat dan internet. Semakin hari waktu kami untuk berkomunikasi semakin singkat. Dengan didasari rasa cintaku yang mendalam dan keinginan untuk menyelesaikan kuliahku dengan baik, aku pun benar-benar dalam belajar. Tidak terasa 3 tahun telah berlalu. Jum’at 26 Juli 2002. Hari terakhirku UAS, ketika akan keluar dari kelas, HPku bunyi ‘RIO’menelpon ku, bergegas kuangkat, “Sayang, aku tunggu digerbang kampus kamu ya ?” Seakan nggak percaya, aku mengok keluar..RIO-ku dia berdiri tepat didepan gerbang kampus, bergegas aku berlari menghampirinya. Dia tersenyum melihatku. Nggak perduli banyak orang yang melihat, langsung ku peluk dia, kembali dibelainya rambutku (kali ini Rio hanya bisa membelai rambutku yang pendek. Mungkin karena stres rambutku rontok dan terpaksa aku memotongnya) belaian yang lama tidak aku rasakan, belaian yang penuh kasih sayang. Dirangkulnya aku menuju mobil. Sungguh suasana yang tidak pernah aku duga sebelumnya, suasana yang tegang, kaku, dingin dan penuh tanda tanya. Tidak banyak kata-kata yang keluar dari mulutnya. “Bagaimana ujiannya sayang ?” dengan tersenyum aku menjawab “lumayan, mudah2an hasilnya bagus, doain ya ”. Dia hanya menganggukan kepala, pandangannya lurus kedepan. “Kapan kamu dateng?”tanyaku, “3 hari yang lalu” jawaban yang sangat singkat, “Kok nggak ngabarin aku sih?” Rio tidak langsung menjawab “Aku nggak mau ngeganggu konsentrasi kamu”dijawabnya tanpa menoleh kearahku. “Cia mana? Kamu bawakan dia? Duh aku kangen banget nih. Udah 3 thn aku nggak ketemu, gimana ya reaksinya kalau ketemu mamanya ?” Rio terdiam, dia sama sekali tidak menjawabku. Kutatap wajahnya dalam- dalam, dia berusaha menahan air mata yang akan keluar, semakin aku penasaran, jantungku mulai berdetak kencang “Sayang, Cia nggak apa- apakan?” Rio menggelengkan kepalanya pelan, “Jawab dong Rio, ada apa ?”, “Dia baik-baik aja, dia ada diJepang”pelan Rio menjawab, aku semakin panik dibuatnya “Sama siapa dia disana? Kenapa kamu tinggal?”kugoyang-goyang badannya, “nanti aku jelasin ya” kembali Rio terdian dan terus menatap kedepan. Senja telah tiba & langitpun mulai terlihat gelap. Diparkirnya mobil tepat dipinggir pantai. Sepi, suasana sangat sepi saat itu, tidak banyak orang yang terlihat. Aku dan Rio tidak beranjak dari dalam mobil, tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut kami. Rio mulai membalikkan badannya kearahku, matanya menatapku tajam, tatapan yang membuat aku jadi binggung. tiba-tiba diraihnya tubuhku, didekapnya aku erat, sangat erat “Mel, aku sayang kamu mel, sungguh aku mencintai kamu, maafin aku sayang. Aku sudah membuat hidup kamu susah, aku manusia yang sungguh tidak tau diri, tidak tau berterima kasih ”. Semakin binggung aku dibuatnya “ada apa Rio? Tolong dijelasin, aku nggak ngerti”. Rio tidak menjawab, air mata yang sedari tadi ditahannya tumpah diatas bahuku, terasa membasahi baju yang aku kenakan, dia menagis terisak2, “Mel sungguh aku sayang kamu Mel, aku nggak mau kehilangan kamu, kenapa semua ini harus terjadi Mel? Maafin aku please ” Dekapannya semakin erat, hampir tidak bisa bernafas aku dibuatnya. Lebih dari setengah jam Rio menangis sambil mendekapku. Berlahan ku lepaskan dekapannya, matanya yang masih berlinang air mata menatapku tajam “Aku sudah nikah Mel ” Bagai disambar petir, bagai tertimpa batu godam, hatiku bagai tertusuk duri yang teramat tajam, darah ditubuhku berhenti mengalir, mulutku kaku tidak dapat berkata, tubuhku lemas seketika, aku tidak percaya dengan kata-kata yang baru saja aku dengar, “Maafin aku sayang ” diraihnya tanganku, “Gimana dengan anak aku Rio?” air mataku tidak henti2nya berjatuhan. Rio mulai menceritakannya dari awal hingga akhir, matanya tidak berani menatapku. Ternyata dia menikah dengan wanita Jepang, teman kuliahnya sewaktu dia mengambil S2 dulu, mereka bertemu kembali dan wanita itu yang mengurus segala kebutuhan anakku, mandi, makan, tidur, bermain dan yang mengurus saat anakku sakit, semua..semuanya dia yang mengurus, hingga akhirnya kira-kira dua thn yang lalu mereka putuskan untuk menikah. Dari hasil pernikahannya mereka belum memiliki anak. Aku tak kuasa mendengar cerita itu, walau beribu pertanyaan yang bersarang dibenakku tentang wanita itu, tapi tidak satupun yang dapat aku lontarkan, karena aku yakin hanya akan menambah luka dihatiku. Rio berusaha meyakiniku kalau anakku baik-baik saja disana. Dikeluarkannya dompet dari saku belakang celananya, diambilnya sebuah foto dan diberikan kepadaku. Air mataku semakin deras mengalir, terasa sangat panas, kulihat anakku sedang tersenyum, dia menggunakan gaun putih panjang, rambutnya lurus sebahu ..sungguh manis dia, anakku sudah terlihat besar, “Dia mirip kamu sayang, mirip banget” aku sama sekali tidak menghiraukan perkataannya, aku terus menangis memandangi foto anakku. “Kalo kamu sayang dia, biarkan dia bahagia dengan orang yang selama ini dianggap sebagai mamanya, karena dia akan sakit kalau dipisahkan, mereka sudah menyatu Mel ”, Spontan kutatap matanya ” kamu jahat Rio, kamu tega ” Kembali diraihnya tubuhku, dipeluknya aku “Suatu saat kamu akan mengerti Mel, disaat yang tepat kamu pasti akan melihat anak kita. Nanti kamu akan menyadari bahwa bukan aku yang memisahkan kalian, tapi keadaan”. Kupejamkan mataku, kusadari kebodohanku, aku sadar disaat segalanya telah terlambat. Sejak saat itu aku tidak pernah lagi mendengar kabar Rio dan anakku, Rio benar-benar menghilangkan jejaknya, seakan ditelan bumi, dia benar-benar menghilang dariku, hilang bersama dengan anakku, darah dagingku. Kebencian..kadang aku merasa benci jika mengingat kekasih yang amat aku cintai telah menghianati cinta suci, tapi rasa benciku tidak sebanding dengan rasa cintaku yang teramat mendalam, yaah..itulah KEKUATAN CINTA, kekuatan yang dapat mengalahkan segala-galanya. Pertahankanlah cinta yang telah kamu miliki, karena sekali salah dalam mengambil keputusan, cinta itu akan pergi dan mungkin tidak akan pernah kembali lagi. Penyesalan ya hanya penyesalan yang akan datang, seperti yang aku alami saat ini dan mungkin seumur hidupku akan aku rasakan. Memberikan seluruh cintamu kepada seseorang bukanlah jaminan dia akan membalas cintamu janganlah mengharapkan balasan cinta tapi tunggulah sampai cinta berkembang dihatinya tetapi jika tidak berbahagialah karena cinta tumbuh dihatimu berbanggalah karena dicintai tapi berbahagialah bisa mencintai. Butuh waktu singkat untuk menyukai seseorang, tapi butuh waktu seumur hidup untuk melupakan orang yang benar-benar kita cintai. Sebab itu, jangan pernah memulai belajar melupakan tapi mulailah belajar mempertahankan.. Rio cintaku, dimanapun kamu saat ini, seberapun kecewanya aku, aku akan tetap mencintaimu. Maafkan segala kesalahanku, aku begitu egois, kesalahan ku sangat fatal, tapi bukan bearti aku tidak mencintaimu. Telah ku lakukan segalanya demi cintaku padamu, CIA adalah buah dari cinta kita. Saat-saat bersamamu dan buah cinta kita, adalah saat dimana aku begitu merasakan kebahagian yang begitu besar, tapi kenapa kamu begitu teganya memisahkan aku Rio? Aku hanya mengharapkan keajaiban, keajaiban yang dapat mengembalikan orang yang sangat aku cintai, kasihi & sayangi, akankah ia datang untuk kedua kalinya pada ku?